selembar kertas digital
Hanya sebuah catatan digital simple yang dibuat untuk berbagi pengalaman dan tulisan kepada semua pembaca, enjoy to read this blog, blogers.
Minggu, 26 Maret 2017
Surat untuk Magdalena (Surat Untuk Sahabat - Letter for Bestfriend))
Mungkin ini rasanya benar benar kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi dengan tulus.
Mungin ini rasanya kehilangan sosok yang sangat mengerti tentang diri kita, kebiasaan kita, dan apa adanya kita.
Mungkin ini rasanya kehilangan satu-satunya penyemangat kita di segala aktivitas dikala down.
Mungkin ini rasanya kehilangan seseorang yang benar benar peduli, bahkan tak sungkan untuk marah dikala kita dalam kondisi terburuk dan akan semakin buruk ketika tidak mengindahkan kata-katanya.
Mungkin ini rasanya kehilangan sosok yang 'sok cuek', tetapi dalam hatinya tulus untuk menyayangi dan peduli terhadap kita.
Mungkin ini rasanya takut ditinggal dan takut tidak dapat merasakan dan mendapatkan rasa yang sama ketika ia kembali.
Mendapatkan seseorang yang peduli dan menerima kita apa adanya dengan tulus memang tak mudah bahkan dapat dikatakan sangalah sulit.
Caranya menyatakan rasa sayang terhadap sekitar memiliki cara yang amat berbeda dari kebanyakan orang. Tak banyak kata kata manis menjanjikan yang ia ucapkan, namun tindakan nyata yang pasti dan terkadang protektif yang ia berikan.
Sungguh berat hati ini melepasmu kawan terhebat ku. Jujur baru kali ini aku merasakan hal yang berbeda, persahabatan yang tulus yang aku dapatkan setelah melewati fase fase masa lalu yang kelam.
Masa lalu yang kelam, postur tubuhku yang tak banyak mengundang pandangan orang, sifatku yang keras kepala, keegoisanku, moody-ku, diriku yang cengeng, dan ketidakjelasan ku. Semua kau terima dengan tulus, tanpa memandang semua hal itu.
Aku bersyukur aku sempat memilikimu. Aku bersyukur Allah mempertemukan ku dengan sahabat yang dapat membawaku ke jalan yang benar, yang dapat membawaku berjuang bersama, yang selalu memotivasiku bahwa masa depan itu dapat direncanakan.
Waktu yang kita habiskan bersama akan menjadi memori yang indah yang tak akan pernah ku lupakan selamanya.
Entah apa yang akan terjadi nanti setelah perpisahan ini dan dengan pertemuan kita pertama kali setelah hari ini.
Aku tak peduli, apakah rasa ini akan tetap sama atau berbeda nantinya. Yang akan selalu ku ingat adalah memori dimasa kini. Memori indah yang nyata. Memori indah dalam hidup yang mungkin takkan terulang dengan siapapun.
Hi Lena!
The Women who inspired me all the time.
Si kebo yang susah sekali dibangunkan
Si kebo yang selalu ribut jika ulang tahun seseorang tiba
Si kebo yang selalu bilang "tih, besok anter kesini yaa, besok bakalan jadi hari sibuk."
Si kebo yang selalu marah saat aku sudah dinasehatin terutama yang berhubungan dengan kesehatan.
Si kebo yang selalu mau menampung ku di kosan nya, baik pagi, siang, ataupun malam, bahkan berhari hari dan tengah malam.
Si kebo yang selalu ribet dengan 'gebetan yang tak diharapkanya'.
“Terima kasih telah membuat saat-saat yang biasa menjadi istimewa.”
“Terima kasih karena selalu mendorongku untuk maju.”
“Terima kasih sudah mengatakan yang sejujurnya.”
“Terima kasih telah selalu bersedia mendengarkanku.”
“Terima kasih untuk bersedia berkompromi denganku.”
“Terima kasih untuk tidak menghalangi ku ketika melakukan sesuatu yang penting untuk hidupku.”
“Terima kasih karena sudah bersedia untuk peduli.”
“Terima kasih sudah selalu hadir buatku.”
“Terima kasih karena tidak bersikap, menghakimi, dan memperlakukanku seolah kamu lebih tahu aku dibanding diriku sendiri.”
“Terima kasih telah menyayangiku dan menerimaku apa adanya.”
“Terima kasih karena telah sabar dan mau memaafkan saat aku menyakitimu.”
“Terima kasih sudah memahami masa laluku dan gak menganggapnya sebuah celaan.”
“Terima kasih telah menyediakan ruang bagiku untuk menyendiri.”
“Terima kasih sudah mempercayaiku.”
"Terima kasih karena sudah memilihku sebagai bagian penting dalam hidupmu, walaupun dengan sedikit ruang."
“Dan yang paling penting, terima kasih karena kamu telah menjadi DIRIMU sendiri.”
Happy Birthday Lena!
Wish You All The Best
Semoga Allah Selalu Melindungi dan Memberkahimu di Sepanjang Hidupmu
If you have a hard spesial problem in your life, remember one "Always back to Allah, pray to Allah, and don't forget to Allah." Inshaa Allah your life always easy which a really hard problem which'is.
Love you always,
Your best,
-Ratih D.A.-
Jumat, 23 Januari 2015
Bangkitlah Indonesiaku (Kepadatan penduduk? Bukan masalah bagi kami!)
Indonesia,
siapa yang tidak tahu Indonesia? Negeri indah nan permai. Negeri sejuta
keindahan dan kebudayaan. Negeri beribu pulau dengan segala kekayaan alamnya.
Indonesiaku tercinta, Indonesiaku pusaka. Dulu kau dipuja. Dulu kau dicinta.
Dulu kau pujaan para pecinta alam semesta.
Tapi
kemana Indonesia kita yang dulu? Indonesia yang terkenal dengan ramah-tamahnya
itu? Indonesia yang terkenal tertib, teratur dan membanggakan itu?
Dulu
Indonesia bersih. Dulu Indonesia indah. Dulu Indonesia makmur. Dulu Indonesia
sejahtera.
Tapi,
apa yang terjadi dengan Indonesia sekarang? Indonesia sekarang seperti lautan,
lautan sampah yang berserakan. Keindahan Indonesia nyaris tak terlihat kerena
maraknya penduduk di Indonesia. Kemakmuran rakyat Indonesia hilang di tangan
kalangan tak bertanggung jawab. Kesejahteraan rakyat Indonesia musnah termakan
api persaiangan.
Kemana
Indonesia yang dulu? Kami rindu Indonesia kami yang dulu. Indonesia yang tertib
tanpa kerusuhan. Indonesia yang nyaman dan damai dengan jumlah penduduk yang
merata. Indonesia tanpa kekerasan. Indonesia dengan keadilan tanpa korupsi.
Mengapa
semua itu terjadi? Mengapa Indonesia berubah sedemikian rupa? Megapa Indonesia
menjadi salah satu Negara yang paling banyak memiliki kekurangan di mata dunia?
Jawabannya
hanya satu, “Penduduk Indonesia yang semakin lama semakin melambung tinggi.”
Seiring
berjalannya waktu, dari tahun ke tahun penduduk di Indonesia makin bertambah.
Dari data sensus penduduk 3 tahun terakhir, pada tahun 1990, jumlah penduduk di
Indonesia berkisar 178.600.000 jiwa, pada tahun 2000 meningkat hingga
205.100.00 jiwa, dan pada tahun 2010 penduduk Indonesia telah mencapai
237.600.000 jiwa. Kenaikan yang cukup signifikan.
Masalah
kenaikan jumlah penduduk di Indonesia bukan masalah yang ringan dan mudah
diatasi. Kepadatan penduduk di Indonesia sudah temasuk masalah yang fatal,
karena banyak masalah-masalah baru yang timbul akibat kepadatan penduduk Indonesia
yang penyebarannya tidak rata ini. Masalah-masalah baru tersebut seperti
masalah kurangnya lahan pemukiman, banyaknya sampah yang berserakan
dimana-mana, kemiskinan, kemacetan, banjir, dan juga masalah pendidikan untuk
anak pada kalangan keluarga kurang mampu.
Masalah
pendidikan di Indonesia sangat berkaitan erat dengan masalah kependudukan di
Indonesia. Semakin banyaknya penduduk di Indonesia, semakin marak juga
persaingan para rakyat Indonesia untuk mencari pekerjaan. Semakin maraknya
persaingan, semakin banyak pula pengangguran di Indonesia. Semakin banyak
pengangguran di Indonesia, maka semakin tinggi tingkat kemiskinan di Indonesia.
Semakin tinggi tingkat kemiskinan di Indonesia, semain banyak pula anak-anak
yang tidak dapat menduduki bangku sekolah. Semakin banyak anak-anak yang tidak
mendapat pendidikan, semakin terpuruklah bangsa kita ini.
Ingin
jadi apa bangsa kita nanti? Ingin dibawa kemana bangsa kita kelak? Bagaimana
nasib anak cucu kita kelak? Mau makan apa anak cucu kita nanti? Siapa penerus
bangsa ini di masa depan? Siapa yang akan mengembalikan Indonesia kita yang
dulu? Siapa yang akan menjadi pahlawan kebangkitan nasional kita selanjutnya?
Jika sekarang keadaan Indonesia seperti ini. Jika sekarang banyak generasi
penerus bangsa yang tidak dapat mengecap bangku pendidikan karena kemiskinan.
Siapa pula yang bertanggung jawab atas semua kelalaian ini?
Sekali
lagi, jawabannya hanya satu, “Kita, kita yang harus bertanggung jawab atas
semua ini. Kita yang akan menjadi penerus bangsa ini. Kita yang akan
mengembalikan Indonesia menjadi seperti dulu. Kita yang akan menjadi pahlawan
kebangkitan nasional selanjutnya. Kita yang akan mengubah semuanya menjadi
lebih baik. Kita? Kita ini siapa? Kita bangsa Indonesia.”
Kita
bangsa Indonesia, kita satu. Boleh jadi masalah kependudukan saat ini adalah
masalah besar untuk bangsa kita. Boleh jadi masalah kependudukan saat ini
adalah masalah yang menghambat bangsa kita untuk maju. Boleh jadi maslaah
kependudukan di Indonesia saat ini menjadi ancaman serius untuk kelangsungan
hidup bangsa kita. Tapi kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh menyerah.
Jika
dilihat dari segi positif, dengan masalah kependudukan yang dialami Indonesia
saat ini bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Mengapa demikian? Kita memiliki
Sumber Daya Manusia yang lebih banyak daripada bangsa lain. Kita juga memiliki
sumber daya Alam yang tidak kalah banyaknya dengan Sumber Daya Manusia yang
kita miliki. Kita memiliki lahan yang luas untuk di manfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
Bagaimana
caranya?
Kita
sebagai satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, satu kesatuan. Kita tidak boleh
egois, kita tidak boleh memikirkan diri sendiri, kita harus berpikir kiritis,
berpikir maju untuk masa depan bangsa ini. Pemerintah harus mulai mengadakan
pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Untuk apa? Untuk re-transmigrasi.
Mengapa harus dilakukan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia sebelum
melakukan re-transmigrasi? Agar masyarakat Indonesia bersedia di
re-transmigrasi ke daerah apa saja, karena pembangunan yang sudah jelas dan
nasib merekapun sudah jelas. Dengan demikian, tiada lagi masalah kepadatan
penduduk. Tiada lagi masalah persaingan yang ketat. Angka kemiskinan akan
berkurang. Pendidikan di Indonesia pun akan berkembang pesat. Sumber Daya
Manusia Indonesia menjadi berkualitas. Indonesia pun akan menjadi bangsa yang
tidak akan mudah diremehkan oleh dunia, Indonesia pun akan menjadi salah satu
Negara yang di segani dunia.
Mulailah
berubah. Mulailah dari diri kita. Mulailah dari sekarang. Sebelum semuanya
terlambat, selagi masih bisa diubah. Bangkitlah Indonesiaku! Bangkitlah
negeriku! Mari rebut kejayaan Indonesia dahulu! Mari kita rebut kemerdekaan
kita lagi! Indonesia bisa! Indonesia jaya! (/ratih)
Tips Menggunakan APAR
Kebakaran
sering kali terjadi tanpa tahu waktu dan tempat. Serngkali kebakaran atau
ledakan terjadi ketika kita sedang melakukan sebuh praktimum di Lab, sedang
makan di kantin, maupun sedang kuliah. Kebakaran ini tidak dapat dihindari
ketika telah terjadi. Apa sih yang bisa seorang mahasiswa lakukan ketika
tiba-tiba di kampus FK UNS terjadi kebakaran? Memadamkannya? Atau malah panik
dan segera menyelamatkan diri? Yup, kita sebagai mahasiswa yang baik dan sigap
seharusnya ikut membantu memadamkan api, apalagi ketika kebakaran tersebut
terjadi kita adalah salah satunya orang yang berdiri di dekat APAR. APAR?
Apasih APAR itu? Bagaimana sih cara memakai APAR yang benar? Yuk kita simak
penjelasannya berikut ini.
APAR atau alat pemadam api ringan yaitu
peralatan portabel yang dapat dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi
bahan pemadam bertekanan yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api.
Jika anda masih bingung alat ini sering berada di berbagai kantor, laboratorium
dan pusat perbelanjaan. Alat ini berbentuk tabung berwarna merah dengan selang
di atasnya, coba anda ingat-ingat apakah pernah melihatnya. Berikut ini adalah
tips cara menggunakan APAR yang baik jika terjadi kebakaran.
1. Pecahkan
kaca pelindung APAR
Biasanya APAR disimpan menggantung pada dinding
dengan kotak kaca pelindung. Dalam keadaan darurat anda diperbolehkan
memecahkan kotak kaca pelidungnya. Pecahkan dengan bantuan benda keras seperti
kayu atau batu, jika tidak ada pukulah dengan tangan terkuat anda. Tentunya akan
sakit dan menyebabkan cedera, untuk meminimalisirnya bungkuslah tangan anda
dengan benda yang dapat menhan benturan contohnya busa jika tidak ada coba
dengan lap atau jaket. Setelah itu baru pukul kaca pelindung dengan tangan yang
udah dibungkus.
2. Periksa
tekanan gas
Angkat APAR lalu periksa tekanan gas dengan melihat
indikator tekanan pada leher APAR jika jarum masih menunjuk pada area berwarna
hijau berarti tekanan APAR masih bagus. Tekanan gas berfungsi untuk memancarkan
cairan pemadam pada APAR
3. Kocok
APAR
Sebelum menggunakannya kocok dahulu APAR beberapa
kali, hal ini berguna untuk menaikkan tekanan dan lebih mengencerkan cairan
pemadam pada APAR. Tentu anda pernah mengocok kaleng berisi soda ketika dibuka
pasti akan memancarkan isinya, fenomena ini pun sama seperti yang terjadi jika
APAR dikocok.
4. Semprotkan
pada api dengan berada pada jarak aman
Peganglah APAR dan katup pemancar dengan satu tangan
terkuat sedangkan satu tangan yang lain memegang selang pemancar. Tekan katup
pemancar maka cairan pemadam pada APAR akan keluar melalui selang. Semprotkan
pada sumber api , berhati-hatilah karena cairan yang keluar bertekanan tinggi
dan bersuhu sangat dingin. Untuk menghindari efek dari 2 hal tersebut
semprotkan pada jarak aman yaitu kurang lebih sejauh 1 meter dari sumber api.
Tips
diatas adalah cara menggunakan APAR yang baik secara umum, agar lebih jelas
bacalah petunjuk penggunaan yang biasanya terdapat pada badan APAR. Hal yang
perlu diingat adalah "Janganlah
terlalu panik dan bersikaplah tenang". Nah, sekarang sudah tahu kan
bagaimana cara menggunakan APAR yang baik dan benar? Mulai sekarang jika terjadi
kebakaran di Kampus FK UNS dan kebetulan kita berada di dekat APAR, jangan
pikir panjang, segera ambil APAR terebut, dan bantu padamkan api. (/ratih)
Selasa, 08 April 2014
Cerpen - Selamat Tahun Baru Sayang
“Selamat tahun baru sayang,
semoga di tahun ini kamu dapat menjadi lelaki yang lebih baik dari sebelumnya,
dan semoga semua impian mu terwujud.” Ucap ku dalam hati di balkon samping
kamar ku.
Hari ini tanggal 2
januari 2014, aku tak pernah menyangka semuanya berlalu begitu cepat. Baru
seminggu yang lalu aku mendapatkan kalender tahun 2014 dan di kalender itu aku
menuliskan semua tanggal-tanggal penting dan hari-hari spesial bagiku.
Harapan-harapan indah tak lupa ku panjatkan selalu dalam setiap do’a ku. Ya,
harapan-harapan indah bersamamu sayang. Semuanya tertulis dengan rapih, indah
bersama goresan-goresan penuh cinta.
Tapi apa daya,
sepertinya harapan-harapan itu hanya harapan kosong yang tak mampu terwujudkan.
Pikiran itu, pikiran itu yang mengganggu, yang membuatku sempat ragu menuliskan
harapan-harapan itu. Tapi, rasa sayang itu, rasa sayang itu kembali menuntun ku
untuk menuliskan harapan-harapan indah itu, tanggal-tanggal special bagiku.
Seminggu sebelum aku
menulis harapan-harapan indah itu, hatiku bergejolak hebat sayang. Rasanya
dadaku sesak, kepalaku ingin pecah, resah tak menentu yang aku rasa. Setengah
dari hatiku seakan berkata “Bebaskan aku, bebaskan aku dari semua ketidak
nyamanan ini. Kau harus buat keputusan secepatnya. Akhirilah, ku mohon, aku
sudah tak kuat lagi menahan semua rasa sakit ini, ku mohon.” Dan setengah hati
yang lain seakan berkata “Tahan sayang, tahan, pertahankanlah! Bukankah dia
orang yang selama ini kau tunggu? Dia orang yang membuat hari-hari mu lebih
berarti? Bertahanlah! Berjuanglah! Biarkan aku yang menanggung rasa sakit ini
sampai dia mengerti, sampai dia menyadari betapa berartinya perhatian itu.”
Kurang lebih begitulah
suasana hatiku selama 1 minggu sebelum harapan-harapan itu menghiasi kalender
baruku. Kau tahu sayang? Yang menjadi pemenangnya sampai malam tahun baru
adalah separuh hatiku yang kedua. Karena aku percaya, kesabaran dan do’a akan
merubah segalanya.
Tapi di malam tahun
baru, keyakinan ku akan kekuatan kesabaran dan do’a mulai tergoyahkan sayang,
dan bongkahan hatiku yang pertama perlahan-lahan menggeser posisi bongkahan
hatiku yang kedua dalam pertarungan selama seminggu sebelumnya.
Aku melangkah lemas
menuju ke kamar, mulai terduduk lemas sambil menatap ke jendela besar yang
terpasang tepat di samping ranjangku. Aku kembali teringat akan kejadian 2 hari
lalu, ya dua hari lalu sayang, 31 Desember 2013 hari terakhir di tahun 2013.
Hari itu aku
berharap-harap cemas, berharap kau akan mengajakku pergi malam ini sayang. Dan
harapan sederhanaku, seperti harapan-harapan gadis lainnya selama ini “Di malam
tahun baru, aku berharap kau mengajakku pergi ke rumahmu, bertemu dengan orang
tua mu dan sekedar menghabiskan malam pergantian tahun bersama keluarga mu.”
Ya, harapan itu memang sederhana, tapi itu indah sayang, sangat indah dan kau
tahu? Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu-tunggu.
Setengah hati kecilku
mulai ragu dan berkata “Tapi apakah mungkin? Apakah mungkin mimpi sederhanaku
itu akan menjadi nyata jika mengingat perlakuanmu selama 3 bulan terakhir? Ah
rasanya tidak mungkin sayang. Tidak mungkin.”
Setengah hati kecilku
yang lain melontarkan beberapa pernyataan hebat mencenangkan “Aku optimis
sayang, aku optimis, aku optimis mimpi kecilku kali ini pasti akan jadi nyata,
kau akan menghampiriku di kelas nanti sambil mengatakan “Sayang, nanti malam
aku jemput ya, kita ke rumahku, nanti aku kenalkan dengan orang tua ku dan kita
akan menghabiskan malam pergantian tahun bersama.” Dan kau mengucapkannya
dihiasi dengan senyuman terbaikmu.”
Seperti kata pepatah,
“Hati tak pernah bohong.”
“De, nanti malem ke
Geco yuk?” Tanya hendra lembut.
“Oh God, that is real?
Inilah jawaban dari pertanyaan ku semalam? Kata-kata yang aku tunggu darinya.
Oh God, thanks.” Ucapku dalam hati.
Belum sempat aku
menjawab, tiba-tiba terdengar suara dari arah serong kanan ku, “ Ndra, bentar
deh.” Panggil Ika.
“Yaaaaaah.” Aku
mendesah pelan dan lembali merapihkan alat tulisku.
“Guys, tenang sebentar
deh, aku mau ngomong bentar aja.” Kata Ika salah satu temanku di kampus. “Nanti
malem kan malem tahun baru, aku sama beberapa anak-anak kelas udah bikin acara
bakar-bakar di kontrakan. Kalian tinggal datang aja. Semuanya udah disiapin, so
guys, yang belum punya acara, dateng yaaa. Ditunggu di kontakan ba’da isya ya.
Thanks guys, kalian boleh pulang.” Lanjut ika.
Tanpa menghiraukan
kata-kata ika, aku pun beranjak dari tempat duduk ku dan bersiap untuk pulang,
“Broh, ayo balik, makan dulu tapi. Laper nih.” Kataku kepada Esy, Lea, dan Ana.
“Tuhan, kemana dia?
Tadi itu ajakannya kan? Aku sedang tidak bergurau kan tuhan?” aku kembali
melamun.
“broh, kenapa sih?
Ngelamun terus dari tadi pagi. Nanti malem kemana? Pergi sama Hendra?” Sahut Esy
“Eh, eh, kenapa?
Kenapa?” Jawabku bingung
“Wooo, ngelamun mulu
sih. Itu Edy nanya, ntar malem kemana? Pergi sama Hendra?” kata Lea sewot
“Eh? Hendra? Eng…
Enggak tau deh. Sepertinya sih enggak.” Jawabku terbata-bata
“Lah? Gimana sih?
Seriusan kali de. Emang dia gak ngajak kamu pergi kemana-mana? Keterlaluan
banget sih jadi cowok. Cowok macam apa dia itu, malem tahun baru gak ngajak pergi
ceweknya kemana-mana.” Lea berkata seenaknya
“Eh, itu? Dia tadi
sempet ngajak ke geco sih, tapi belum sempet di jawab, udah kepotong sama Ika.
Jadi sampai sekarang aku belum jawab, habisnya dia belum follow up lagi sih.”
Jawabku asal, sesungguhnya aku masih bingung, apakah benar tadi Hendra mengajak
ku pergi, apa hanya ilusi ku semata.
“Oh, jadi ini toh yang
bikin kamu seharian ngelamun gak jelas gini de? Hahaha.” Ledek Ana.
“Hahahaha, galau mulu
nih anak kerjaannya. Heran deh, punya pacar kayak gak punya pacar.” Sahut Lea.
“Kamu tahu de? Sampai
saat ini aku masih gak setuju kalau kamu sama Hendra. Ya begini ini. Dia
terlalu egois buat kamu de. Sibuk sih sibuk, tapi tetep aja kali, seenggaknya
langsung ngabarin kek, apa kek.” Jawab Esy ketus.
“Udahlah broh, biarin
aja deh. Kan udah aku bilang, aku tuh bingung sama perasaan ku sendiri.” Sahut
ku.
“Udah ah, next topik,
males aku bahas dia, gak nafsu. Paling aku nanti malem pergi sama Ave kalau gak
males sih itu juga, hahaha.” Balas Lea.
“Aku sih udah ada janji
pergi sama temen-temen SMA ku.” Sahun Ana.
“Kamu sy?” Tanya Ana.
“Suram broh. Belum ada
rencana. Tapi paling aku malem tahun baruan di gereja. Tadi kak Ela juga udah
ngajak sih. Biasa do’a. Pengakuan dosa.” Jawab Esy santai.
“Broh, balik yok, udah
rame nih, gentian yuk, banyak yang belum dapet duduk tuh.” Ajak ku.
Sesampainya di kamar,
aku terdiam terpaku. Entah apa yang harus aku lakukan saat itu. Bersiap-siap
untuk pergi nanti malam, atau tetap menunggu kabar lanjutan dari mu sayang.
Detik demi detik
berlalu begitu cepat, tak terasa, waktupun enggan menungguku yang sedari tadi
masih berbaring terpaku menatap langit-langit kamar. Pikiran ku mulai kacau,
sudah pukul 17.10 kau belum memberiku kabar lagi sayang. “Apakah benar yang
tadi siang itu hanya ilusi semata ya?” Tanya ku dalam hati. “Ya Tuhan, hamba
dilema, beri hamba petunjuk, hamba sudah mulai lelah dengan semua ini.”
Tak ku mengerti mengapa
begini, apa salahku sayang? Apa memang engkau di luar sana begitu sibuknya?
Sampai tidak sempat memberi kabar ulang? Sampai tidak sempat memberi kepastian
dari ajakan mu tadi siang? Apa susahnya sayang? Apa susahnya sekedar
mengirimkan pesan singkat “Sayang, nanti malam kita pergi ya, kamu siap-siap ya
sayang.”
Mungkin benar ya, kamu
sangat sibuk sekarang. Apa daya ku sekarang? Aku hanya seorang wanita lemah,
yang hanya bisa menunggu. Hanya bisa menunggu kamu sms lebih dulu. Hanya bisa
menunggu kamu mengajak ku pergi lebih dulu. Hanya bisa menunggu kamu untuk
menanyakan kabar terlebih dulu. Apa daya ku sayang?
Mungkin aku bisa sms,
mengajak mu pergi, dan menanyakan kabar mu terlebih dulu. Tapi apa nanti kata
orang-orang? Apa nanti kata kamu? Apa nanti kata keluarga mu? Jika aku
melakukan itu semua terlebih dulu dari mu, orang-orang akan berpendapat bahwa
aku ini perempuan yang agresif, bahasa kasarnya ‘gragas’. Aku tidak mau sayang,
aku tidak mau bila hal itu terjadi. Biarlah aku yang tetap menunggu mu, walau
hati ini menolak. Andai aku pria nya dan engkau adalah wanitanya. Aku pasti
akan lebih aktif sayang, tidak seperti ini.
“Dreeeeet…. Dreeeeet….
Dreeeeet…. Dreeeeet…..”
Aku terhentak kaget,
lamunanku pecah karena getaran yang berasal dari hpku. Sekarang tepat pukul
17.20. Dengan perasaan kacau balau, ku ambil hp itu dengan malas, dan membaca
pesan yang tertera di dalamnya.
From : Esy
31.12.13
17.20
De, udah makan? Ke SO
yuk? Gak kemana-kemana kan?
“Terima ajakan esy atau enggak ya? Tapi kalau nanti Hendra sms gimana? Ah tapi apa mungkin? Sudah
hampir magrib begini Hendra tak kunjung memberi kabar.” Kataku dalam hati
sebelum membalas pesan Esy.
Replay to : Esy
31.12.13
17.23
Enggak kok, gak
kemana-mana. Yaudah ayok. Aku siap-siap dulu ya.
Aku sudah siap
berangkat untuk menjemput Esy di kosnya.
“Dreeeet…. Dreeeeet ….
Dreeeet… Dreeet…” Tiba-tiba hpku kembali bergetar keras.
From : Hendra My
Mischievous
31.12.13
17.30
Sayang, hari ini bisa
keluar malam kan?
Deg! Hati ku bergejolak
kencang. Seakan petir menyambar tepat di hatiku. “Apa yang harus ku lakukan
tuhan? Kamu terlambat sayang! Kamu terlambat! Kenapa gak kasih kabar dari awal?”
Ucapku dogkol.
Replay to : Hendra my
mischievous
31.12.13
17.33
Mau kemana? Kenapa gak
kasih kabar dari tadi?
From : Hendra my
mischievous
31.12.13
17.33
Loh? Tadi kan di kelas
sudah aku bilang malam ini ke geco. Jadi gak bisa nih?
"Ya ampun Hendra
sayang, bukannya aku mau menolak ajakan mu. Tapi kamu telat, aku sudah menunggu
lama untuk mendapat konfirmasi dari kamu. Apakah kamu tidak sadar kalau kamu di
tunggu? Ya tuhan.. Ini jam berapa sayang? Ini jam berapa? Perlu berapa jam lagi
untuk aku mandi? Perlu berapa jam aku untuk siap-siap? Jalan protokol di tutup
sehabis magrib ini bukan?." Keluh ku dalam hati
Replay to : Hendra my
mischievous
31.12.13
17.34
Bukannya tidak bisa,
tapi ini sudah terlalu malam untuk itu.
From : Hendra my
mschievous
31.12.13
17.34
Yasudah kalau gitu,
kita kesananya besok pagi aja ya sayang? Kalau kemaleman. Kamu malam ini
kemana?
Replay to : Hendra my
mschievous
31.12.13
17.34
aku gak kemana-mana, di
kos aja. Paling mau cari makan sama esy.
Tanpa ku sadari, air
mataku jatuh perlahan. Sakit yang ku rasa. Harapan-harapan itu telah pupus.
Hari ini, hari yang ku tunggu-tunggu, hancur dengan sempurna.
From : Hendra my
mischievous
31.12.13
17.35
Oh, gitu sayang.
Yasudah. Selamat makan ya.
From : Esy
31.12.13
17.35
Ayoo
Tak ada satu pesanpun
yang aku balas saat itu. Bibir ku masih kelu. Hati ku beku. Badan lemas tak
berdaya. Air mata ku jatuh membahasi pipi semakin deras.
From : Esy
31.12.13
17.40
De, kok lama? Kamu
kemana?
From : Esy
31.12.13
17.50
De, jadi gak? Kalau
kamu gak bisa, aku sendiri aja gak apa-apa
Dengan cepat aku
menghapus air mataku dan membalas pesan dari esy sebelum terlambat dan dia
pergi sendirian
Replay to : Esy
31.12.13
17.50
Jangan sy, tadi ada
trouble dikit. Oke, aku otw ya. Tunggu aku. Jangan pergi duluan.
Sesampainya di rumah
makan "De, kamu beneran gak pergi sama hendra malem ini?" Tanya esy
"Iya sy,
kenapa?" Jawabku pelan
"Udah deh de, gak
usah bohong. Aku tau kamu sebenernya udah gak kuat kan? gak perlu kamu certia,
aku pun udah tau de. Dari sorot matamu udah kelihatan." Kata esy iba
"Sebenarnya aku
gak setuju kamu sama hendra. Lihat aja pas pdkt dia perhatian bangetkan sama
kamu. Kamu selalu di sms terus nah sekarang lihat pas udah jadian. Aku kalo
jadi kamu pasti gak kuat, karena sebelum pacaran aku kasih tahu dulu kalau aku
gak suka dicuekin dan harus selalu diperhatiin. Buat aku dia itu terlalu egois,
pas awal awal aja dia selalu nyari-nyari kamu, nah sekarang pas udah dapet ya
gitu. Jalan sama teman-temannya selalu aja ada waktukan? Karena dia itu mikir
"ah dia udah jadi milik aku kok." Kamu kalau ada apa-apa pasti cerita
ke ibumu kan? Tapi kenapa pas masalah ini kamu gak berani cerita? Tapi
sekarang, ya terserah kamu aja de. Jangan kamu kira teman sekelas pada setuju
loh kamu sama hendra. Kamu tau? Kakak tingkat aja pada kaget pas tau kalian
berdua jadian, karena sifat kalian yang bertolak belakang itu." Jelas esy
"Terus aku harus
gimana sy? Aku masih bingung sama hati aku sendiri. Setengah hati aku udah
berontak, tapi setengah hati yang lain nyuruh aku tetap bertahan. Aku bingung
sy, bingung." Jawabku
"Dreeeet...
Dreeeet... Dreeeeet... Dreeeet...." Hp ku kembali bergetar
Form : Hendra my
mischievous
31.12.13
19.00
Sayang, mama buat
bakar-bakar nih di rumah. mama ngilangin rasa kecewaku main.
"Bentar ya sy, ini
rendra sms." Kataku singkat
"What? Kecewa? Apa
maksudnya? Jadi kamu kecewa gara-gara aku kita gak jadi pergi? Ya Ampun sayang,
kamu sadar gak sih? Aku nunggu kamu loh dari tadi. Sekarang, dengan santainya
kamu bilang kamu kecewa? Seharusnya aku yang kecewa sama kamu, kamu seharusnya
sadar akan hal itu. Ya tuhan, apa lagi ini?." Lamun ku dalam hati
"De, kenapa? Kok
diem? Dia bilang apa" Tanya esy
"Ini sy, lihat
deh, masa hendra sms aku gini." Kataku sambil memberikan hp ku ke esy
"Yaampun de,
maksud dia tuh apa sih? Kecewa gak jadi pergi sama kamu? Padahal dia loh ya
yang mulai." Sahut esy
"Oh iya de, balik
yuk, aku mau siap-siap ke gereja." Kata esy lagi
"Oh, gitu, yaudah
deh yuk." Kata ku menjawab Sesampainya di kos esy, aku pun pamit pulang.
Sebelum beranjak pergi, hp ku kembali bergetar.
"Dreeeet...
Dreeeet... Dreeeeet... Dreeeet...."
Form : Ratna
31.12.13
19.30
De, udah makan belum?
Makan yuk? Gak kemana-mana kan hari ini?
Replay to : Ratna
31.12.13
19.30
Oke, aku otw kos mu
sekarang ya
Sepanjang perjalanan ku
menuju kos Ratna pun aku masih melamun. "Ya Tuhan, mengapa dia jadi
seperti itu? Apakah dia benar-benar tahu apa yang ku inginkan? Apakah dia
benar-bener tahu perasaan ku saat ini? Tolong beri tahu dia Tuhan. Agar dia
segera menyadarinya." "Aku ingin mengakhiri peperangan hati ini
secepatnya tuhan, aku tak mau terus tersiksa seperti ini, bantu hamba
tuhan."
"Assalammu'alaikum
na."
"Wa'alaikumsalam
de, sini sini masuk."
"Na, aku mau
putus."
"Loh? Kenapa
de?"
"Gak kenapa-kenapa
na, aku mau putus aja, udah gak tahan akunya."
"Gak tahan gimana?
Bukannya selama ini kamu baik-baik aja ya sama dia."
"Siapa juga sih na
yang tahan kalau orang yg kamu sayang jarang hubungi kamu? Jalan sama
temen-temennya ada waktu, sedangkan jalan sama aku ga bisa? Sekalinya jalan bawa
temen dan kalaupun berdua, dia pasti sibuk sama hp nya. Aku punya pacar seperti
gak punya pacar na, sakit aku, gak tahan, aku gak bisa kalau begini
terus."
"Yasudah kalau itu
memang keputusan kamu, tapi menurut aku,
lebih baik kamu pikiran lagi, sebelum semuanya terlambat.”
Bersambung....
Sabtu, 12 Januari 2013
ANALISIS NOVEL "JENDELA-JENDELA" karya Fira Basuki
ANALISIS
NOVEL
JENDELA-JENDELA
karya Fira Basuki
1. PENDAHULUAN
Novel adalah karya sastra yang menceritakan kehidupan
seseorang yang dibukukan, sedangkan cerpen adalah karya sastra yang di
sajikan dalam beberapa halaman saja. Pada umumnya novel lebih rumit daripada
cerpen. Tokoh dalam novel lebih banyak daripada tokoh dalam cerpen. Alur dalam
novel pun lebih rumit dibandingkan dengan cerpen.
Novel dibangun oleh unsur intrinsik yang
sangat dipengaruhi oleh unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik membangun,
sedangkan unsur ekstrinsik mempengaruhi. Unsur intrinsik terdiri dari tema,
alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik
terdapat pada diri pengarang dan
lingkungannya, baik lingkungan pendidikan, sosial, budaya, politik, ekonomi, maupun
keamanan.
Makalah ini
berisi hasil analisis unsur intrinsik yang telah kami lakukan pada novel yang
berjudul jendela-jendela yang dikarang oleh Fira Basuki. Nama Fira Basuki sudah tidak asing lagi di dunia
sastra. Karya yang ia telah hasilkan pun banyak, contohnya novel trilogi (jendela-jendela,
pintu, dan atap). Kemampuan Fira Basuki di dunia sastra telah terlihat saat ia
bersekolah. Ia pernah menjuarai lomba menulis di banyak surat kabar (majalah). Selain
karena bakat menulis, pengalamannya tinggal di luar negeri juga menjadi
inspirasi bagi Fira Basuki dalam menulis.
2. ISI/PEMBAHASAN
2.1 Sinopsis
June Subagio menikah dengan
Jigme Tshering. Jigme adalah seorang berkewarganegaraan Tibet. Mereka
dipertemukan di Wichita State University
pada sebuah acara pesta malam yang diadakan mahasiswa Wichita State
University. Saat pesta
pada sebuah acara pesta malam yang diadakan mahasiswa Wichita State
University. Setelah
mereka tinggal di HBD atau Housing
Development Board alias rumah susun yang dibangun oleh pemerintah
Singapura.
Di Singapura
Jigme memiliki sahabat dekat yaitu Dean Sahi. Dean Sahi ialah teman Jigme sejak
berumur dua tahun. Tidak hanya Jigme dan Dean yang memiliki hubungan baik,
tetapi kedua orang tua mereka pun cukup dekat, terutama kedua ibu mereka.
Selama mereka
hidup berumah tangga di HBD, Jigme sangat sibuk dengan pekerjaannya sedangkan
June hanya beraktivitas rutin selayaknya ibu rumah tangga. Karena menikah
dengan Jigme, June melepaskan pekerjaannya di sebuah perusahaan besar di Indonesia yaitu
perusahaan majalah “Cantik”. Hidup June terasa sepi dari hari ke hari. Hingga
ia pun mengambil keputusan untuk kembali bekerja. June bekerja di sebuah
perusaan Radio di Singapura, yaitu International
Voice. Ia bertemu dengan rekan kerjanya Saskia, Purna, Ariel, Yudo Purnomo,
dan Miss Ray.
Dengan keadaan
rumah tangga yang cukup membosankan dikerenakan mereka berdua saling sibuk.
June merasa kesepian. Akhirnya ia pun bermain api dengan Dean, sahabat suaminya
sendiri. June bermain api dengan Dean, akan tetapi Jigme tidak curiga
sedikitpun, karena mereka sudah lama tidak menjalin hubungan. Hingga akhirnya
June merasakan perih pada alat kelaminnya. Saat ia diperiksa oleh Dokter, di
dalam vaginanya terdapat jamur. Ia pun bingung harus memberitahukan suaminya
atau tidak. Hingga akhirnya June menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada
Jigme, bahwa ia telah mengkhianati suaminya dan yang lebih ia takuti ia
mengkhianati cintanya tersebut bersama sahabat suaminya. Tetapi Jigme ialah
suami yang benar-benar baik. Ia tidak marah besar kepada istrinya. Bahkan ia
meminta maaf kepada istrinya, bahwa ia telah kurang memberikan kasih sayang
kepada istrinya. Akhirnya ia merasakan harus pindah ke Ang Mo Kio agar hubungan
rumah tangga mereka dapat diperbaiki. Mereka pindah ke rumah susun yang lebih
layak dan dekat dengan tempat kerja June.
June lambat
laun sadar akan semua yang telah terjadi. Ia telah membuat banyak sekali
kesalahan. Ia belum ada setahun tinggal di Ang Mo Kio, tetapi June memutuskan
untuk pindah lagi ke Apartemen pribadi di kawasan Thompson. Merekapun
memperbaiki hidup mereka dan memulainya dari awal lagi.
2.2
Analisis Unsur
Intrinsik
2.2.1
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh
adalah orang – orang yang berperan dalam suatu cerita. Sedangkan penokohan
adalah watak atau perilaku para tokoh.
·
June
Subagio merupakan tokoh protagonis, memilik
watak teliti, ceroboh, boros, pemaaf, peduli, dan
ramah. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-
“Setelah memastikan semua terkunci rapat” (hlm.10).
-
“Aku juga tidak berhenti untuk beristirahat di
Fredonia, kota antara Wichita dan Pittsburg, seperti biasanya. Sampai-sampai,
tanpa sadar mobilku bergerak terlalu ke kanan atau terlalu ke kiri dan tidak
jarang klakson kendaraan lain tertuju kepadaku” (hlm.37)
-
“Mama
benar, selalu benar. Mama bilang aku boros tidak memikirkan masa depan” (hlm.26).
-
“Saat itu
aku memutuskan tidak mau menjadi pacarnya lagi. Aji meratap, mengikutiku
pulang, dan berdiri di depan pintu apartemenku seharian penuh. Hatiku
luluh dan memaafkannya” (hlm.33-34).
-
“Walau aku coba menghapuskan, ia tahu aku
peduli padanya” (hlm.39)
-
“Aku tidak bisa
menjelaskannya, tapi kamu tampak berbeda dari luar. Namun satu yang jelas, kamu
tetap ramah” (hlm.62)
·
Jigme
Tshering merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak penyayang, peduli, cuek, rela berkorban, pekerja
keras, pengertian, perhatian, berpendirian teguh. Hal ini dapat dibuktikan
melalui :
-
“Sayang, I love you sooo much” (hlm.1).
-
“Take
care, sayang” (hlm.2).
-
“Jigme tidak peduli penampilan” (hlm.13).
-
“Belum lagi dia rela mengikuti agamamu” (hlm.17).
-
“Terkadang
aku merasa Jigme kerja terlalu keras tanpa bayaran yang berarti”(hlm.22)
-
“sudahlah?
Aku berharap ia marah besar. Tapi Cuma sudahlah? Harusnya aku menjadi lega
dengan sikapnya yang lunak dan penuh pengertian” (hlm.42)
-
“kenapa
sih kamu June?”
“Jigme
aku tidak kenapa-kenapa,” jawabku.
“June, sayang kamu sakit?”
“aku tidak kenapa-kenapa,” kataku lagi.
“baiklah aku pulang. Nanti aku bawa makanan
dari luar” (hlm.41)
-
“aku sebenernya tidak keberatan, tapi Jigme
bersikeras bahwa kami harus mandiri” (hlm.52)
·
Aji Saka merupakan
tokoh antagonis, yang memiliki watak perhatian,
kasar, pencemburu, berkepribadian ganda. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-
“Ia memberiku
banyak hadiah mahal, termasuk jam tangan Gucci yang aku idam-idamkan. Jadilah
aku pacarnya” (hlm.28).
-
“Pernah suatu
kali ketika bertikai, Aji mendorong tubuhku kuat-kuat” (hlm. 33)
-
“Aji juga mudah
cemburu. Aku tidak bisa menyapa teman priaku jika ia berada di sisiku”
(hlm.29)
-
“Aku tidak pernah
cerita soal dia kepada Aji yang pencemburu” (hlm.68)
-
“Ada kalanya ia baik dan manis. Pada
dasarnya mungkin Aji baik, entah mengapa ia selalu berubah begitu cepat” (hlm.35)
·
Joe merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak peduli dan perhatian Hal ini dapat
dibuktikan melalui :
-
“Joe
datang, aku sudah tidak bisa berkata apa-apa, ia memelukku dan berusaha
menggosok-gosokkan tangannya ke sekujur tubuhku” (hlm.33)
-
“Aku ingat Joe mengutuk Aji berkali-kali.
Walaupun mereka berteman, Joe tidak pernah suka melihat kelakuan Aji kepadaku” (hlm.33)
·
Mr. Stone merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak: peduli. Hal ini dapat
dibuktikan melalui :
-
“Saya ingin
membantunya dulu June, saya penasihatnya, bukankah kamu peduli? Tolonglah June.
Kamu pasti peduli pada temanmu bukan?” (hlm.36)
·
Papa June
merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak berpendirian teguh dan
peduli. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-
“Tapi aku takut dan papa bersikeras menyuruh
aku membersihkan utangku” (hlm.44)
-
“Papa khawatir
jika aku lari dari utang, pemerintah Amerika terus mencariku, atau jika aku
pulang, aku tidak dapat masuk ke negeri paman sam ini lagi” (hlm.44)
·
Saskia merupakan
tokoh antagonis, yang memiliki watak sombong.
Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-
“belum sih…. Tapi aku memiliki banyak teman dari
Eropa. Para musisi yang ku wawancarai juga banyak yang berasal dari Eropa dan
aku sering menelepon mereka…” (hlm.54)
·
Ariel merupakan
tokoh protagonis, yang memiliki
watak perhatian. Hal ini
dapat dibuktikan melalui :
-
“ June, kamu kenapa lemes banget?” Tanya Ariel
melongok kearahku. (hlm. 58)
·
Didit merupakan tokoh protagonis, yang
memiliki watak tidak dapat menerima kenyataan dan pendiam. Hal ini dapat
dibuktikan melalui :
-
“Aku tidak bisa menerima perbedaan apapun.”(hlm.62)
-
“Didit
memang pendiam, ia memang pintar dan kutu buku, tapi ia tidak kaku.” (hlm.66)
2.2.2
Alur/Plot
Rangkaian peristiwa yang dalam
suatu cerita yang berhubungan atas dasar sebab dan akibat itu disebut alur (Syafi’ie,1995:10).
Pada dasarnya suatu cerita disusun oleh peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh.
Tahap – tahapnya :
-
Pengenalan
Tahap pengenalan
digambarkan oleh pengarang pada saat June tinggal di Singapura. June tinggal
bersama suaminya yaitu Jigme. Dengan
kebiasaan June yang selalu melihat ke
arah luar jendela.
-
Pertikaian
Tahap
pertikaian digambarkan saat June berpisah dengan Aji, masalah lain pun datang.
Seperti Papa June difitnah sehingga berhenti bekerja dan memulai usaha barunya,
orang tua June tidak mengirim uang lebih. June mulai kesulitan krisis ekonomi.
-
Perumitan
Tahap
perumitan digambarkan ketika June berpikir bahwa nasib ia tidak sama seperti
Ayano-san. Jika Ayano-san memiliki suami lalu melakukan hal yang terlarang
karena ia benar menyukai lelaki lain sedangkan June berbuat hal terlarang namun ia tidak ada perasaan
lebih kepada Dean.
-
Klimaks
Tahap Klimaks
digambarkan saat June merasa bersalah atas perbuatannya dan mengakui kesalahan
bahwa ia telah berbuat hal yang terlarang dengan Dean, sahabatnya sendiri.
-
Peleraian
Tahap
peleraian ini digambarkan saat Jigme berlapang dada menerima apa yang telah
dilakukan oleh istri dan sahabatnya. Baginya, suatu kejahatan tidak perlu
dibalas dengan kejahatan pula tetapi, mereka yang melakukan kejahatan suatu
saat akan menerima karma.
-
Penyelesaian
Tahap penyelesaian
digambarkan ketika June memeluk Jigme dan menyesali apa yang telah ia lakukan.
June menyadari dan berpikir Jigme adalah laki-laki yang baik, dan ia memutuskan
untuk memperbaiki kehidupan rumah tangganya dengan Jigme.
2.2.3
Tema
Tema adalah pokok pikiran yang akan
dikemukakan pengarang kepada pembaca (Syafi’ie,1996:222).
2.2.4
Latar
2.2.4.1 Tempat
Latar
tempat adalah keterangan yang menunjukan tempat dimana kejadian itu terjadi
dalam sebuah karya fiksi.
·
Pittsburg
Kutipan: “Aku sendiri waktu itu tinggal di Pittsburg sebuah kota di Kansas yang tidak
tercantum di peta saking kecil.” (hlm.4)
·
Jakarta
Kutipan:
“Aku bosan tinggal di kota metropolitan
seperti Jakarta.” (hlm.4)
·
Singapura
Kutipan: “Belum lagi jika mereka tahu aku tinggal di
apartemen HBD atau Housing Development Board, alias rumah susun yang dibangun pemerintah Singapura.” (hlm.9)
·
Amerika
Kutipan: Aku kenal
Jigme saat sekolah di Amerika. (hlm.4)
·
New York
Kutipan:
Setiap liburan kami mengunjungi kedua
adiknya menempati rumah di New York.
(hlm.28)
·
Wichita
Kutipan: Sementara itu, enam bulan di Wichita hidupku menjadi
normal. (hlm.35)
·
Apartemen
Kutipan: “Di tambah
lagi, apartemen ini sudah komplet …”(hlm.48)
·
International Voice
Kutipan: Dua minggu menunggu hari pertamaku untuk
bekerja di International Voice. (hlm.52)
·
SMA
Regina Pacis
Bogor
Kutipan:
Ia pacar saat di SMA Regina
Pacis Bogor.
(hlm.65)
2.2.4.2 Waktu
Latar waktu adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan masalah atau kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
·
Pagi hari
Kutipan
: “Selamat pagi Singapura! Teriakku
sambil merentangkan kedua lengan dan mengulurkan kepala keluar jendela.” (hlm.1)
·
Musim dingin
Kutipan : “Winter atau musim dingin berarti salju yang
ibarat kapas-kapas putih yang berguguran dan juga suasana liburan dengan lampu
dan kertas beraneka ragam disekeliling kota.”
(hlm.24)
·
Malam hari
Kutipan
: “Di suatu malam, aku meneleponnya. Ia
tidak ada dirumah, jadi aku hanya meninggalkan pesan di teleponnya.” (hlm.35)
·
Musim gugur
Kutipan
: “Selain Little Balkans Day di musim
gugur juga ada Halloween.” (hlm.25)
·
Sewaktu SMA
Kutipan
: “Dean dan Maryam berpacaran sewaktu
SMA” (hlm.107)
·
Masa Reformasi
Kutipan : “Masa reformasi berarti adik Yati yang kerja di pabrik kena PHK?”
(hlm.143)
2.2.4.3 Suasana
Latar suasana adalah keterangan
yang mengarah pada suasana yang terjadi pada suatu peristiwa.
·
Romantis
Kutipan : “Sayang, I love you sooo very much, kata
Jigme setiap pagi.” (hlm.1)
·
Mengerikan
Kutipan : “Memang sih, terkadang di malam hari kami
mendengar suara teriakan, pernah juga suara piring dilempar. Atau suara kucing
menjerit kesakitan.” (hlm.11)
·
Marah
Kutipan : “Aji yang sedang menyetir menengok kearahku
dan mulai menaikkan alisnya, tanda marah” (hlm.30)
·
Sedih
Kutipan : “Aku sungguh ingat, air mataku yang terasa
hangat membasahi wajahku yang nyaris beku.” (hlm.33)
·
Gembira
Kutipan : “Betapa bahagia hatiku ketika Miss Ann Ray
berkata,”Selamat menjadi keluarga Internasional Voice.”(hlm.51)
·
Ketakutan
Kutipan : “Aku gemetar, kedua tangannya mengelus-elus tangan kananku. Berbeda
dengan Jigme, sapuannya menggetarkan sekali. “Dean……”, Cuma itu yang kuucapkan
dengan rasa takut. (hlm.104)
2.2.5 Sudut Pandang
Sudut pandang adalah dimana
penulis menempatkan atau menghadirkan tokoh dalam suatu cerita. Novel ini
menggunkaan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Kutipan:
”Biarpun Jigme juga sekolah di Amerika, tetapi orang tuanya tidak kaya. Bapaknya
pekerja keras, sedangkan Ibunya tidak bekerja. Kini mertuaku sudah pensiun.
Mama ingin jika aku menikah, suamiku bertanggung jawab terhadap kehidupan
materiku. Ya, paling tidak keluarganya bisa membantu. Aku selalu memastikan
mama bahwa aku tidak akan meminta uang lagi jika menikah. Walupun aku tahu
mama, jika aku butuh ia akan tetap memberi.” (hlm.27)
2.
SIMPULAN
Novel
Jendela-Jendela ini menceritakan kehidupan
sepasang suami istri muda. Tokoh-tokoh dalam novel ini, rata-rata adalah tokoh protagonist. Novel ini bertemakan kehidupan dari
berbagai macam sisi, karena penulis menceritakan kehidupan tokoh-tokohnya
dengan sifat masing-masing yang berbeda. Novel ini memiliki latar tempat antara
lain Amerika, Indonesia, dan Singapura. Dalam penulisan novel ini penulis
menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Terlihat dari pikiran tokoh utama dalam menjelaskan tokoh lainnya.
PUSTAKA
ACUAN
Keraf,Gorys.1976.Komposisi:
Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.End
Syafi’ie,Imam.1996.Terampil
Berbahasa Indonesia 1. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Syafi’ie,Imam.1995.Terampil
Berbahasa Indonesia 3. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sugono,Dendi.2003.Buku
Praktis Bahasa Indonesia 1.Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional
Langganan:
Postingan (Atom)