Minggu, 26 Maret 2017

Surat untuk Magdalena (Surat Untuk Sahabat - Letter for Bestfriend))


Mungkin ini rasanya benar benar kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi dengan tulus.

Mungin ini rasanya kehilangan sosok yang sangat mengerti tentang diri kita, kebiasaan kita, dan apa adanya kita.

Mungkin ini rasanya kehilangan satu-satunya penyemangat kita di segala aktivitas dikala down.

Mungkin ini rasanya kehilangan seseorang yang benar benar peduli, bahkan tak sungkan untuk marah dikala kita dalam kondisi terburuk dan akan semakin buruk ketika tidak mengindahkan kata-katanya.

Mungkin ini rasanya kehilangan sosok yang 'sok  cuek', tetapi dalam hatinya tulus untuk menyayangi dan peduli terhadap kita.

Mungkin ini rasanya takut ditinggal dan takut tidak dapat merasakan dan mendapatkan rasa yang sama ketika ia kembali.

Mendapatkan seseorang yang peduli dan menerima kita apa adanya dengan tulus memang tak mudah bahkan dapat dikatakan sangalah sulit.

Caranya menyatakan rasa sayang terhadap sekitar memiliki cara yang amat berbeda dari kebanyakan orang. Tak banyak kata kata manis menjanjikan yang ia ucapkan, namun tindakan nyata yang pasti dan terkadang protektif yang ia berikan.

Sungguh berat hati ini melepasmu kawan terhebat ku. Jujur baru kali ini aku merasakan hal yang berbeda, persahabatan yang tulus yang aku dapatkan setelah melewati fase fase masa lalu yang kelam.

Masa lalu yang kelam, postur tubuhku yang tak banyak mengundang pandangan orang, sifatku yang keras kepala, keegoisanku, moody-ku, diriku yang cengeng, dan ketidakjelasan ku. Semua kau terima dengan tulus, tanpa memandang semua hal itu.

Aku bersyukur aku sempat memilikimu. Aku bersyukur Allah mempertemukan  ku dengan sahabat yang dapat membawaku ke jalan  yang benar, yang dapat membawaku berjuang bersama, yang selalu memotivasiku bahwa masa depan itu dapat direncanakan.

Waktu yang kita habiskan bersama akan menjadi memori yang indah yang tak akan pernah ku lupakan selamanya.

Entah apa yang akan terjadi nanti setelah perpisahan ini dan dengan pertemuan kita pertama kali setelah hari ini.

Aku tak peduli, apakah rasa ini akan tetap sama atau berbeda nantinya. Yang akan selalu ku ingat adalah memori dimasa kini. Memori indah yang nyata. Memori indah dalam hidup yang mungkin takkan terulang dengan siapapun.

Hi Lena!
The Women who inspired me all the time.
Si kebo yang susah sekali dibangunkan
Si kebo yang selalu ribut jika ulang tahun seseorang tiba
Si kebo yang selalu bilang "tih, besok anter kesini yaa, besok bakalan jadi hari sibuk."
Si kebo yang selalu marah saat aku sudah dinasehatin terutama yang berhubungan dengan kesehatan.
Si kebo yang selalu mau menampung ku di kosan nya, baik pagi, siang, ataupun malam, bahkan berhari hari dan tengah malam.
Si kebo yang selalu ribet dengan 'gebetan yang tak diharapkanya'.

“Terima kasih telah membuat saat-saat yang biasa menjadi istimewa.”
“Terima kasih karena selalu mendorongku untuk maju.”
“Terima kasih sudah mengatakan yang sejujurnya.”
“Terima kasih telah selalu bersedia mendengarkanku.”
“Terima kasih untuk bersedia berkompromi denganku.”
“Terima kasih untuk tidak menghalangi ku ketika melakukan sesuatu yang penting untuk hidupku.”
“Terima kasih karena sudah bersedia untuk peduli.”
“Terima kasih sudah selalu hadir buatku.”
“Terima kasih karena tidak bersikap, menghakimi, dan memperlakukanku seolah kamu lebih tahu aku dibanding diriku sendiri.”
“Terima kasih telah menyayangiku dan menerimaku apa adanya.”
 “Terima kasih karena telah sabar dan mau memaafkan saat aku menyakitimu.”
“Terima kasih sudah memahami masa laluku dan gak menganggapnya sebuah celaan.”
“Terima kasih telah menyediakan ruang bagiku untuk menyendiri.”
“Terima kasih sudah mempercayaiku.”
"Terima kasih karena sudah memilihku sebagai bagian penting dalam hidupmu, walaupun dengan sedikit ruang."
“Dan yang paling penting, terima kasih karena kamu telah menjadi DIRIMU sendiri.”

Happy Birthday Lena!
Wish You All The Best
Semoga Allah Selalu Melindungi dan Memberkahimu di Sepanjang Hidupmu
If you have a hard spesial problem in your life, remember one "Always back to Allah, pray to Allah, and don't forget to Allah." Inshaa Allah your life always easy which a really hard problem which'is.


Love you always,
Your best,


-Ratih D.A.-

Jumat, 23 Januari 2015

Bangkitlah Indonesiaku (Kepadatan penduduk? Bukan masalah bagi kami!)

Indonesia, siapa yang tidak tahu Indonesia? Negeri indah nan permai. Negeri sejuta keindahan dan kebudayaan. Negeri beribu pulau dengan segala kekayaan alamnya. Indonesiaku tercinta, Indonesiaku pusaka. Dulu kau dipuja. Dulu kau dicinta. Dulu kau pujaan para pecinta alam semesta.
Tapi kemana Indonesia kita yang dulu? Indonesia yang terkenal dengan ramah-tamahnya itu? Indonesia yang terkenal tertib, teratur dan membanggakan itu?
Dulu Indonesia bersih. Dulu Indonesia indah. Dulu Indonesia makmur. Dulu Indonesia sejahtera.
Tapi, apa yang terjadi dengan Indonesia sekarang? Indonesia sekarang seperti lautan, lautan sampah yang berserakan. Keindahan Indonesia nyaris tak terlihat kerena maraknya penduduk di Indonesia. Kemakmuran rakyat Indonesia hilang di tangan kalangan tak bertanggung jawab. Kesejahteraan rakyat Indonesia musnah termakan api persaiangan.
Kemana Indonesia yang dulu? Kami rindu Indonesia kami yang dulu. Indonesia yang tertib tanpa kerusuhan. Indonesia yang nyaman dan damai dengan jumlah penduduk yang merata. Indonesia tanpa kekerasan. Indonesia dengan keadilan tanpa korupsi.
Mengapa semua itu terjadi? Mengapa Indonesia berubah sedemikian rupa? Megapa Indonesia menjadi salah satu Negara yang paling banyak memiliki kekurangan di mata dunia?
Jawabannya hanya satu, “Penduduk Indonesia yang semakin lama semakin melambung tinggi.”
Seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun penduduk di Indonesia makin bertambah. Dari data sensus penduduk 3 tahun terakhir, pada tahun 1990, jumlah penduduk di Indonesia berkisar 178.600.000 jiwa, pada tahun 2000 meningkat hingga 205.100.00 jiwa, dan pada tahun 2010 penduduk Indonesia telah mencapai 237.600.000 jiwa. Kenaikan yang cukup signifikan.
Masalah kenaikan jumlah penduduk di Indonesia bukan masalah yang ringan dan mudah diatasi. Kepadatan penduduk di Indonesia sudah temasuk masalah yang fatal, karena banyak masalah-masalah baru yang timbul akibat kepadatan penduduk Indonesia yang penyebarannya tidak rata ini. Masalah-masalah baru tersebut seperti masalah kurangnya lahan pemukiman, banyaknya sampah yang berserakan dimana-mana, kemiskinan, kemacetan, banjir, dan juga masalah pendidikan untuk anak pada kalangan keluarga kurang mampu.
Masalah pendidikan di Indonesia sangat berkaitan erat dengan masalah kependudukan di Indonesia. Semakin banyaknya penduduk di Indonesia, semakin marak juga persaingan para rakyat Indonesia untuk mencari pekerjaan. Semakin maraknya persaingan, semakin banyak pula pengangguran di Indonesia. Semakin banyak pengangguran di Indonesia, maka semakin tinggi tingkat kemiskinan di Indonesia. Semakin tinggi tingkat kemiskinan di Indonesia, semain banyak pula anak-anak yang tidak dapat menduduki bangku sekolah. Semakin banyak anak-anak yang tidak mendapat pendidikan, semakin terpuruklah bangsa kita ini.
Ingin jadi apa bangsa kita nanti? Ingin dibawa kemana bangsa kita kelak? Bagaimana nasib anak cucu kita kelak? Mau makan apa anak cucu kita nanti? Siapa penerus bangsa ini di masa depan? Siapa yang akan mengembalikan Indonesia kita yang dulu? Siapa yang akan menjadi pahlawan kebangkitan nasional kita selanjutnya? Jika sekarang keadaan Indonesia seperti ini. Jika sekarang banyak generasi penerus bangsa yang tidak dapat mengecap bangku pendidikan karena kemiskinan. Siapa pula yang bertanggung jawab atas semua kelalaian ini?
Sekali lagi, jawabannya hanya satu, “Kita, kita yang harus bertanggung jawab atas semua ini. Kita yang akan menjadi penerus bangsa ini. Kita yang akan mengembalikan Indonesia menjadi seperti dulu. Kita yang akan menjadi pahlawan kebangkitan nasional selanjutnya. Kita yang akan mengubah semuanya menjadi lebih baik. Kita? Kita ini siapa? Kita bangsa Indonesia.”
Kita bangsa Indonesia, kita satu. Boleh jadi masalah kependudukan saat ini adalah masalah besar untuk bangsa kita. Boleh jadi masalah kependudukan saat ini adalah masalah yang menghambat bangsa kita untuk maju. Boleh jadi maslaah kependudukan di Indonesia saat ini menjadi ancaman serius untuk kelangsungan hidup bangsa kita. Tapi kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh menyerah.
Jika dilihat dari segi positif, dengan masalah kependudukan yang dialami Indonesia saat ini bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Mengapa demikian? Kita memiliki Sumber Daya Manusia yang lebih banyak daripada bangsa lain. Kita juga memiliki sumber daya Alam yang tidak kalah banyaknya dengan Sumber Daya Manusia yang kita miliki. Kita memiliki lahan yang luas untuk di manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana caranya?
Kita sebagai satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, satu kesatuan. Kita tidak boleh egois, kita tidak boleh memikirkan diri sendiri, kita harus berpikir kiritis, berpikir maju untuk masa depan bangsa ini. Pemerintah harus mulai mengadakan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Untuk apa? Untuk re-transmigrasi. Mengapa harus dilakukan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia sebelum melakukan re-transmigrasi? Agar masyarakat Indonesia bersedia di re-transmigrasi ke daerah apa saja, karena pembangunan yang sudah jelas dan nasib merekapun sudah jelas. Dengan demikian, tiada lagi masalah kepadatan penduduk. Tiada lagi masalah persaingan yang ketat. Angka kemiskinan akan berkurang. Pendidikan di Indonesia pun akan berkembang pesat. Sumber Daya Manusia Indonesia menjadi berkualitas. Indonesia pun akan menjadi bangsa yang tidak akan mudah diremehkan oleh dunia, Indonesia pun akan menjadi salah satu Negara yang di segani dunia.

Mulailah berubah. Mulailah dari diri kita. Mulailah dari sekarang. Sebelum semuanya terlambat, selagi masih bisa diubah. Bangkitlah Indonesiaku! Bangkitlah negeriku! Mari rebut kejayaan Indonesia dahulu! Mari kita rebut kemerdekaan kita lagi! Indonesia bisa! Indonesia jaya! (/ratih)

Tips Menggunakan APAR

Kebakaran sering kali terjadi tanpa tahu waktu dan tempat. Serngkali kebakaran atau ledakan terjadi ketika kita sedang melakukan sebuh praktimum di Lab, sedang makan di kantin, maupun sedang kuliah. Kebakaran ini tidak dapat dihindari ketika telah terjadi. Apa sih yang bisa seorang mahasiswa lakukan ketika tiba-tiba di kampus FK UNS terjadi kebakaran? Memadamkannya? Atau malah panik dan segera menyelamatkan diri? Yup, kita sebagai mahasiswa yang baik dan sigap seharusnya ikut membantu memadamkan api, apalagi ketika kebakaran tersebut terjadi kita adalah salah satunya orang yang berdiri di dekat APAR. APAR? Apasih APAR itu? Bagaimana sih cara memakai APAR yang benar? Yuk kita simak penjelasannya berikut ini.
 APAR atau alat pemadam api ringan yaitu peralatan portabel yang dapat dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam bertekanan yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api. Jika anda masih bingung alat ini sering berada di berbagai kantor, laboratorium dan pusat perbelanjaan. Alat ini berbentuk tabung berwarna merah dengan selang di atasnya, coba anda ingat-ingat apakah pernah melihatnya. Berikut ini adalah tips cara menggunakan APAR yang baik jika terjadi kebakaran.
1.      Pecahkan kaca pelindung APAR
Biasanya APAR disimpan menggantung pada dinding dengan kotak kaca pelindung. Dalam keadaan darurat anda diperbolehkan memecahkan kotak kaca pelidungnya. Pecahkan dengan bantuan benda keras seperti kayu atau batu, jika tidak ada pukulah dengan tangan terkuat anda. Tentunya akan sakit dan menyebabkan cedera, untuk meminimalisirnya bungkuslah tangan anda dengan benda yang dapat menhan benturan contohnya busa jika tidak ada coba dengan lap atau jaket. Setelah itu baru pukul kaca pelindung dengan tangan yang udah dibungkus.
2.      Periksa tekanan gas
Angkat APAR lalu periksa tekanan gas dengan melihat indikator tekanan pada leher APAR jika jarum masih menunjuk pada area berwarna hijau berarti tekanan APAR masih bagus. Tekanan gas berfungsi untuk memancarkan cairan pemadam pada APAR
3.      Kocok APAR
Sebelum menggunakannya kocok dahulu APAR beberapa kali, hal ini berguna untuk menaikkan tekanan dan lebih mengencerkan cairan pemadam pada APAR. Tentu anda pernah mengocok kaleng berisi soda ketika dibuka pasti akan memancarkan isinya, fenomena ini pun sama seperti yang terjadi jika APAR dikocok.
4.      Semprotkan pada api dengan berada pada jarak aman
Peganglah APAR dan katup pemancar dengan satu tangan terkuat sedangkan satu tangan yang lain memegang selang pemancar. Tekan katup pemancar maka cairan pemadam pada APAR akan keluar melalui selang. Semprotkan pada sumber api , berhati-hatilah karena cairan yang keluar bertekanan tinggi dan bersuhu sangat dingin. Untuk menghindari efek dari 2 hal tersebut semprotkan pada jarak aman yaitu kurang lebih sejauh 1 meter dari sumber api.
Tips diatas adalah cara menggunakan APAR yang baik secara umum, agar lebih jelas bacalah petunjuk penggunaan yang biasanya terdapat pada badan APAR. Hal yang perlu diingat adalah "Janganlah terlalu panik dan bersikaplah tenang". Nah, sekarang sudah tahu kan bagaimana cara menggunakan APAR yang baik dan benar? Mulai sekarang jika terjadi kebakaran di Kampus FK UNS dan kebetulan kita berada di dekat APAR, jangan pikir panjang, segera ambil APAR terebut, dan bantu padamkan api. (/ratih)


Selasa, 08 April 2014

Cerpen - Selamat Tahun Baru Sayang

“Selamat tahun baru sayang, semoga di tahun ini kamu dapat menjadi lelaki yang lebih baik dari sebelumnya, dan semoga semua impian mu terwujud.” Ucap ku dalam hati di balkon samping kamar ku.
Hari ini tanggal 2 januari 2014, aku tak pernah menyangka semuanya berlalu begitu cepat. Baru seminggu yang lalu aku mendapatkan kalender tahun 2014 dan di kalender itu aku menuliskan semua tanggal-tanggal penting dan hari-hari spesial bagiku. Harapan-harapan indah tak lupa ku panjatkan selalu dalam setiap do’a ku. Ya, harapan-harapan indah bersamamu sayang. Semuanya tertulis dengan rapih, indah bersama goresan-goresan penuh cinta.
Tapi apa daya, sepertinya harapan-harapan itu hanya harapan kosong yang tak mampu terwujudkan. Pikiran itu, pikiran itu yang mengganggu, yang membuatku sempat ragu menuliskan harapan-harapan itu. Tapi, rasa sayang itu, rasa sayang itu kembali menuntun ku untuk menuliskan harapan-harapan indah itu, tanggal-tanggal special bagiku.
Seminggu sebelum aku menulis harapan-harapan indah itu, hatiku bergejolak hebat sayang. Rasanya dadaku sesak, kepalaku ingin pecah, resah tak menentu yang aku rasa. Setengah dari hatiku seakan berkata “Bebaskan aku, bebaskan aku dari semua ketidak nyamanan ini. Kau harus buat keputusan secepatnya. Akhirilah, ku mohon, aku sudah tak kuat lagi menahan semua rasa sakit ini, ku mohon.” Dan setengah hati yang lain seakan berkata “Tahan sayang, tahan, pertahankanlah! Bukankah dia orang yang selama ini kau tunggu? Dia orang yang membuat hari-hari mu lebih berarti? Bertahanlah! Berjuanglah! Biarkan aku yang menanggung rasa sakit ini sampai dia mengerti, sampai dia menyadari betapa berartinya perhatian itu.”
Kurang lebih begitulah suasana hatiku selama 1 minggu sebelum harapan-harapan itu menghiasi kalender baruku. Kau tahu sayang? Yang menjadi pemenangnya sampai malam tahun baru adalah separuh hatiku yang kedua. Karena aku percaya, kesabaran dan do’a akan merubah segalanya.
Tapi di malam tahun baru, keyakinan ku akan kekuatan kesabaran dan do’a mulai tergoyahkan sayang, dan bongkahan hatiku yang pertama perlahan-lahan menggeser posisi bongkahan hatiku yang kedua dalam pertarungan selama seminggu sebelumnya.
Aku melangkah lemas menuju ke kamar, mulai terduduk lemas sambil menatap ke jendela besar yang terpasang tepat di samping ranjangku. Aku kembali teringat akan kejadian 2 hari lalu, ya dua hari lalu sayang, 31 Desember 2013 hari terakhir di tahun 2013.
Hari itu aku berharap-harap cemas, berharap kau akan mengajakku pergi malam ini sayang. Dan harapan sederhanaku, seperti harapan-harapan gadis lainnya selama ini “Di malam tahun baru, aku berharap kau mengajakku pergi ke rumahmu, bertemu dengan orang tua mu dan sekedar menghabiskan malam pergantian tahun bersama keluarga mu.” Ya, harapan itu memang sederhana, tapi itu indah sayang, sangat indah dan kau tahu? Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu-tunggu.
Setengah hati kecilku mulai ragu dan berkata “Tapi apakah mungkin? Apakah mungkin mimpi sederhanaku itu akan menjadi nyata jika mengingat perlakuanmu selama 3 bulan terakhir? Ah rasanya tidak mungkin sayang. Tidak mungkin.”
Setengah hati kecilku yang lain melontarkan beberapa pernyataan hebat mencenangkan “Aku optimis sayang, aku optimis, aku optimis mimpi kecilku kali ini pasti akan jadi nyata, kau akan menghampiriku di kelas nanti sambil mengatakan “Sayang, nanti malam aku jemput ya, kita ke rumahku, nanti aku kenalkan dengan orang tua ku dan kita akan menghabiskan malam pergantian tahun bersama.” Dan kau mengucapkannya dihiasi dengan senyuman terbaikmu.”
Seperti kata pepatah, “Hati tak pernah bohong.”
“De, nanti malem ke Geco yuk?” Tanya hendra lembut.
“Oh God, that is real? Inilah jawaban dari pertanyaan ku semalam? Kata-kata yang aku tunggu darinya. Oh God, thanks.” Ucapku dalam hati.
Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba terdengar suara dari arah serong kanan ku, “ Ndra, bentar deh.” Panggil Ika.
“Yaaaaaah.” Aku mendesah pelan dan lembali merapihkan alat tulisku.
“Guys, tenang sebentar deh, aku mau ngomong bentar aja.” Kata Ika salah satu temanku di kampus. “Nanti malem kan malem tahun baru, aku sama beberapa anak-anak kelas udah bikin acara bakar-bakar di kontrakan. Kalian tinggal datang aja. Semuanya udah disiapin, so guys, yang belum punya acara, dateng yaaa. Ditunggu di kontakan ba’da isya ya. Thanks guys, kalian boleh pulang.” Lanjut ika.
Tanpa menghiraukan kata-kata ika, aku pun beranjak dari tempat duduk ku dan bersiap untuk pulang, “Broh, ayo balik, makan dulu tapi. Laper nih.” Kataku kepada Esy, Lea, dan Ana.
“Tuhan, kemana dia? Tadi itu ajakannya kan? Aku sedang tidak bergurau kan tuhan?” aku kembali melamun.
“broh, kenapa sih? Ngelamun terus dari tadi pagi. Nanti malem kemana? Pergi sama Hendra?” Sahut Esy
“Eh, eh, kenapa? Kenapa?” Jawabku bingung
“Wooo, ngelamun mulu sih. Itu Edy nanya, ntar malem kemana? Pergi sama Hendra?” kata Lea sewot
“Eh? Hendra? Eng… Enggak tau deh. Sepertinya sih enggak.” Jawabku terbata-bata
“Lah? Gimana sih? Seriusan kali de. Emang dia gak ngajak kamu pergi kemana-mana? Keterlaluan banget sih jadi cowok. Cowok macam apa dia itu, malem tahun baru gak ngajak pergi ceweknya kemana-mana.” Lea berkata seenaknya
“Eh, itu? Dia tadi sempet ngajak ke geco sih, tapi belum sempet di jawab, udah kepotong sama Ika. Jadi sampai sekarang aku belum jawab, habisnya dia belum follow up lagi sih.” Jawabku asal, sesungguhnya aku masih bingung, apakah benar tadi Hendra mengajak ku pergi, apa hanya ilusi ku semata.
“Oh, jadi ini toh yang bikin kamu seharian ngelamun gak jelas gini de? Hahaha.” Ledek Ana.
“Hahahaha, galau mulu nih anak kerjaannya. Heran deh, punya pacar kayak gak punya pacar.” Sahut Lea.
“Kamu tahu de? Sampai saat ini aku masih gak setuju kalau kamu sama Hendra. Ya begini ini. Dia terlalu egois buat kamu de. Sibuk sih sibuk, tapi tetep aja kali, seenggaknya langsung ngabarin kek, apa kek.” Jawab Esy ketus.
“Udahlah broh, biarin aja deh. Kan udah aku bilang, aku tuh bingung sama perasaan ku sendiri.” Sahut ku.
“Udah ah, next topik, males aku bahas dia, gak nafsu. Paling aku nanti malem pergi sama Ave kalau gak males sih itu juga, hahaha.” Balas Lea.
“Aku sih udah ada janji pergi sama temen-temen SMA ku.” Sahun Ana.
“Kamu sy?” Tanya Ana.
“Suram broh. Belum ada rencana. Tapi paling aku malem tahun baruan di gereja. Tadi kak Ela juga udah ngajak sih. Biasa do’a. Pengakuan dosa.” Jawab Esy santai.
“Broh, balik yok, udah rame nih, gentian yuk, banyak yang belum dapet duduk tuh.” Ajak ku.
Sesampainya di kamar, aku terdiam terpaku. Entah apa yang harus aku lakukan saat itu. Bersiap-siap untuk pergi nanti malam, atau tetap menunggu kabar lanjutan dari mu sayang.
Detik demi detik berlalu begitu cepat, tak terasa, waktupun enggan menungguku yang sedari tadi masih berbaring terpaku menatap langit-langit kamar. Pikiran ku mulai kacau, sudah pukul 17.10 kau belum memberiku kabar lagi sayang. “Apakah benar yang tadi siang itu hanya ilusi semata ya?” Tanya ku dalam hati. “Ya Tuhan, hamba dilema, beri hamba petunjuk, hamba sudah mulai lelah dengan semua ini.”
Tak ku mengerti mengapa begini, apa salahku sayang? Apa memang engkau di luar sana begitu sibuknya? Sampai tidak sempat memberi kabar ulang? Sampai tidak sempat memberi kepastian dari ajakan mu tadi siang? Apa susahnya sayang? Apa susahnya sekedar mengirimkan pesan singkat “Sayang, nanti malam kita pergi ya, kamu siap-siap ya sayang.”
Mungkin benar ya, kamu sangat sibuk sekarang. Apa daya ku sekarang? Aku hanya seorang wanita lemah, yang hanya bisa menunggu. Hanya bisa menunggu kamu sms lebih dulu. Hanya bisa menunggu kamu mengajak ku pergi lebih dulu. Hanya bisa menunggu kamu untuk menanyakan kabar terlebih dulu. Apa daya ku sayang?
Mungkin aku bisa sms, mengajak mu pergi, dan menanyakan kabar mu terlebih dulu. Tapi apa nanti kata orang-orang? Apa nanti kata kamu? Apa nanti kata keluarga mu? Jika aku melakukan itu semua terlebih dulu dari mu, orang-orang akan berpendapat bahwa aku ini perempuan yang agresif, bahasa kasarnya ‘gragas’. Aku tidak mau sayang, aku tidak mau bila hal itu terjadi. Biarlah aku yang tetap menunggu mu, walau hati ini menolak. Andai aku pria nya dan engkau adalah wanitanya. Aku pasti akan lebih aktif sayang, tidak seperti ini.
“Dreeeeet…. Dreeeeet…. Dreeeeet…. Dreeeeet…..”
Aku terhentak kaget, lamunanku pecah karena getaran yang berasal dari hpku. Sekarang tepat pukul 17.20. Dengan perasaan kacau balau, ku ambil hp itu dengan malas, dan membaca pesan yang tertera di dalamnya.

From : Esy
31.12.13
17.20
De, udah makan? Ke SO yuk? Gak kemana-kemana kan?

“Terima ajakan esy atau enggak ya? Tapi kalau nanti Hendra sms gimana? Ah tapi apa mungkin? Sudah hampir magrib begini Hendra tak kunjung memberi kabar.” Kataku dalam hati sebelum membalas pesan Esy.

Replay to : Esy
31.12.13
17.23
Enggak kok, gak kemana-mana. Yaudah ayok. Aku siap-siap dulu ya.

Aku sudah siap berangkat untuk menjemput Esy di kosnya.
“Dreeeet…. Dreeeeet …. Dreeeet… Dreeet…” Tiba-tiba hpku kembali bergetar keras.

From : Hendra My Mischievous
31.12.13
17.30
Sayang, hari ini bisa keluar malam kan?

Deg! Hati ku bergejolak kencang. Seakan petir menyambar tepat di hatiku. “Apa yang harus ku lakukan tuhan? Kamu terlambat sayang! Kamu terlambat! Kenapa gak kasih kabar dari awal?” Ucapku dogkol.

Replay to : Hendra my mischievous
31.12.13
17.33

Mau kemana? Kenapa gak kasih kabar dari tadi?

From : Hendra my mischievous
31.12.13
17.33

Loh? Tadi kan di kelas sudah aku bilang malam ini ke geco. Jadi gak bisa nih?

"Ya ampun Hendra sayang, bukannya aku mau menolak ajakan mu. Tapi kamu telat, aku sudah menunggu lama untuk mendapat konfirmasi dari kamu. Apakah kamu tidak sadar kalau kamu di tunggu? Ya tuhan.. Ini jam berapa sayang? Ini jam berapa? Perlu berapa jam lagi untuk aku mandi? Perlu berapa jam aku untuk siap-siap? Jalan protokol di tutup sehabis magrib ini bukan?." Keluh ku dalam hati

Replay to : Hendra my mischievous
31.12.13
17.34

Bukannya tidak bisa, tapi ini sudah terlalu malam untuk itu.

From : Hendra my mschievous
31.12.13
17.34

Yasudah kalau gitu, kita kesananya besok pagi aja ya sayang? Kalau kemaleman. Kamu malam ini kemana?

Replay to : Hendra my mschievous
31.12.13
17.34

aku gak kemana-mana, di kos aja. Paling mau cari makan sama esy.

Tanpa ku sadari, air mataku jatuh perlahan. Sakit yang ku rasa. Harapan-harapan itu telah pupus. Hari ini, hari yang ku tunggu-tunggu, hancur dengan sempurna.

From : Hendra my mischievous
31.12.13
17.35

Oh, gitu sayang. Yasudah. Selamat makan ya.

From : Esy
31.12.13
17.35

Ayoo

Tak ada satu pesanpun yang aku balas saat itu. Bibir ku masih kelu. Hati ku beku. Badan lemas tak berdaya. Air mata ku jatuh membahasi pipi semakin deras.



From : Esy
31.12.13
17.40

De, kok lama? Kamu kemana?

From : Esy
31.12.13
17.50

De, jadi gak? Kalau kamu gak bisa, aku sendiri aja gak apa-apa

Dengan cepat aku menghapus air mataku dan membalas pesan dari esy sebelum terlambat dan dia pergi sendirian

Replay to : Esy
31.12.13
17.50

Jangan sy, tadi ada trouble dikit. Oke, aku otw ya. Tunggu aku. Jangan pergi duluan.

Sesampainya di rumah makan "De, kamu beneran gak pergi sama hendra malem ini?" Tanya esy

"Iya sy, kenapa?" Jawabku pelan

"Udah deh de, gak usah bohong. Aku tau kamu sebenernya udah gak kuat kan? gak perlu kamu certia, aku pun udah tau de. Dari sorot matamu udah kelihatan." Kata esy iba

"Sebenarnya aku gak setuju kamu sama hendra. Lihat aja pas pdkt dia perhatian bangetkan sama kamu. Kamu selalu di sms terus nah sekarang lihat pas udah jadian. Aku kalo jadi kamu pasti gak kuat, karena sebelum pacaran aku kasih tahu dulu kalau aku gak suka dicuekin dan harus selalu diperhatiin. Buat aku dia itu terlalu egois, pas awal awal aja dia selalu nyari-nyari kamu, nah sekarang pas udah dapet ya gitu. Jalan sama teman-temannya selalu aja ada waktukan? Karena dia itu mikir "ah dia udah jadi milik aku kok." Kamu kalau ada apa-apa pasti cerita ke ibumu kan? Tapi kenapa pas masalah ini kamu gak berani cerita? Tapi sekarang, ya terserah kamu aja de. Jangan kamu kira teman sekelas pada setuju loh kamu sama hendra. Kamu tau? Kakak tingkat aja pada kaget pas tau kalian berdua jadian, karena sifat kalian yang bertolak belakang itu." Jelas esy

"Terus aku harus gimana sy? Aku masih bingung sama hati aku sendiri. Setengah hati aku udah berontak, tapi setengah hati yang lain nyuruh aku tetap bertahan. Aku bingung sy, bingung." Jawabku

"Dreeeet... Dreeeet... Dreeeeet... Dreeeet...." Hp ku kembali bergetar

Form : Hendra my mischievous
31.12.13
19.00

Sayang, mama buat bakar-bakar nih di rumah. mama ngilangin rasa kecewaku main.

"Bentar ya sy, ini rendra sms." Kataku singkat

"What? Kecewa? Apa maksudnya? Jadi kamu kecewa gara-gara aku kita gak jadi pergi? Ya Ampun sayang, kamu sadar gak sih? Aku nunggu kamu loh dari tadi. Sekarang, dengan santainya kamu bilang kamu kecewa? Seharusnya aku yang kecewa sama kamu, kamu seharusnya sadar akan hal itu. Ya tuhan, apa lagi ini?." Lamun ku dalam hati

"De, kenapa? Kok diem? Dia bilang apa" Tanya esy

"Ini sy, lihat deh, masa hendra sms aku gini." Kataku sambil memberikan hp ku ke esy

"Yaampun de, maksud dia tuh apa sih? Kecewa gak jadi pergi sama kamu? Padahal dia loh ya yang mulai." Sahut esy

"Oh iya de, balik yuk, aku mau siap-siap ke gereja." Kata esy lagi

"Oh, gitu, yaudah deh yuk." Kata ku menjawab Sesampainya di kos esy, aku pun pamit pulang. Sebelum beranjak pergi, hp ku kembali bergetar.

"Dreeeet... Dreeeet... Dreeeeet... Dreeeet...."

Form : Ratna
31.12.13
19.30

De, udah makan belum? Makan yuk? Gak kemana-mana kan hari ini?

Replay to : Ratna
31.12.13
19.30

Oke, aku otw kos mu sekarang ya

Sepanjang perjalanan ku menuju kos Ratna pun aku masih melamun. "Ya Tuhan, mengapa dia jadi seperti itu? Apakah dia benar-benar tahu apa yang ku inginkan? Apakah dia benar-bener tahu perasaan ku saat ini? Tolong beri tahu dia Tuhan. Agar dia segera menyadarinya." "Aku ingin mengakhiri peperangan hati ini secepatnya tuhan, aku tak mau terus tersiksa seperti ini, bantu hamba tuhan."

"Assalammu'alaikum na."

"Wa'alaikumsalam de, sini sini masuk."

"Na, aku mau putus."

"Loh? Kenapa de?"

"Gak kenapa-kenapa na, aku mau putus aja, udah gak tahan akunya."

"Gak tahan gimana? Bukannya selama ini kamu baik-baik aja ya sama dia."

"Siapa juga sih na yang tahan kalau orang yg kamu sayang jarang hubungi kamu? Jalan sama temen-temennya ada waktu, sedangkan jalan sama aku ga bisa? Sekalinya jalan bawa temen dan kalaupun berdua, dia pasti sibuk sama hp nya. Aku punya pacar seperti gak punya pacar na, sakit aku, gak tahan, aku gak bisa kalau begini terus."

"Yasudah kalau itu memang keputusan kamu, tapi  menurut aku, lebih baik kamu pikiran lagi, sebelum semuanya terlambat.”


Bersambung....

Sabtu, 12 Januari 2013

ANALISIS NOVEL "JENDELA-JENDELA" karya Fira Basuki


ANALISIS NOVEL
JENDELA-JENDELA
karya  Fira Basuki
1.      PENDAHULUAN
Novel adalah karya sastra yang menceritakan kehidupan seseorang yang dibukukan, sedangkan cerpen adalah karya sastra yang di sajikan dalam beberapa halaman saja. Pada umumnya novel lebih rumit daripada cerpen. Tokoh dalam novel lebih banyak daripada tokoh dalam cerpen. Alur dalam novel pun lebih rumit dibandingkan dengan cerpen.
Novel dibangun oleh unsur intrinsik yang sangat dipengaruhi oleh unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik membangun, sedangkan unsur ekstrinsik mempengaruhi. Unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik terdapat pada diri pengarang dan lingkungannya, baik lingkungan pendidikan, sosial, budaya, politik, ekonomi, maupun keamanan.
Makalah ini berisi hasil analisis unsur intrinsik yang telah kami lakukan pada novel yang berjudul jendela-jendela yang dikarang oleh Fira Basuki. Nama Fira Basuki sudah tidak asing lagi di dunia sastra. Karya yang ia telah hasilkan pun banyak, contohnya novel trilogi (jendela-jendela, pintu, dan atap). Kemampuan Fira Basuki di dunia sastra telah terlihat saat ia bersekolah. Ia pernah menjuarai lomba menulis di banyak surat kabar (majalah). Selain karena bakat menulis, pengalamannya tinggal di luar negeri juga menjadi inspirasi bagi Fira Basuki dalam menulis.
2.  ISI/PEMBAHASAN
2.1 Sinopsis
June Subagio menikah dengan Jigme Tshering. Jigme adalah seorang berkewarganegaraan Tibet. Mereka dipertemukan di Wichita State University  pada sebuah acara pesta malam  yang diadakan mahasiswa Wichita State University. Saat pesta pada sebuah acara pesta malam yang diadakan mahasiswa Wichita State University. Setelah mereka tinggal di HBD atau Housing Development Board alias rumah susun yang dibangun oleh pemerintah Singapura.
Di Singapura Jigme memiliki sahabat dekat yaitu Dean Sahi. Dean Sahi ialah teman Jigme sejak berumur dua tahun. Tidak hanya Jigme dan Dean yang memiliki hubungan baik, tetapi kedua orang tua mereka pun cukup dekat, terutama kedua ibu mereka.
Selama mereka hidup berumah tangga di HBD, Jigme sangat sibuk dengan pekerjaannya sedangkan June hanya beraktivitas rutin selayaknya ibu rumah tangga. Karena menikah dengan Jigme, June melepaskan pekerjaannya di sebuah perusahaan besar di Indonesia yaitu perusahaan majalah “Cantik”. Hidup June terasa sepi dari hari ke hari. Hingga ia pun mengambil keputusan untuk kembali bekerja. June bekerja di sebuah perusaan Radio di Singapura, yaitu International Voice. Ia bertemu dengan rekan kerjanya Saskia, Purna, Ariel, Yudo Purnomo, dan Miss Ray.
Dengan keadaan rumah tangga yang cukup membosankan dikerenakan mereka berdua saling sibuk. June merasa kesepian. Akhirnya ia pun bermain api dengan Dean, sahabat suaminya sendiri. June bermain api dengan Dean, akan tetapi Jigme tidak curiga sedikitpun, karena mereka sudah lama tidak menjalin hubungan. Hingga akhirnya June merasakan perih pada alat kelaminnya. Saat ia diperiksa oleh Dokter, di dalam vaginanya terdapat jamur. Ia pun bingung harus memberitahukan suaminya atau tidak. Hingga akhirnya June menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Jigme, bahwa ia telah mengkhianati suaminya dan yang lebih ia takuti ia mengkhianati cintanya tersebut bersama sahabat suaminya. Tetapi Jigme ialah suami yang benar-benar baik. Ia tidak marah besar kepada istrinya. Bahkan ia meminta maaf kepada istrinya, bahwa ia telah kurang memberikan kasih sayang kepada istrinya. Akhirnya ia merasakan harus pindah ke Ang Mo Kio agar hubungan rumah tangga mereka dapat diperbaiki. Mereka pindah ke rumah susun yang lebih layak dan dekat dengan tempat kerja June.
June lambat laun sadar akan semua yang telah terjadi. Ia telah membuat banyak sekali kesalahan. Ia belum ada setahun tinggal di Ang Mo Kio, tetapi June memutuskan untuk pindah lagi ke Apartemen pribadi di kawasan Thompson. Merekapun memperbaiki hidup mereka dan memulainya dari awal lagi.

2.2  Analisis Unsur Intrinsik
2.2.1        Penokohan dan Perwatakan
Tokoh adalah orang – orang yang berperan dalam suatu cerita. Sedangkan penokohan adalah watak atau perilaku para tokoh.
·         June Subagio merupakan tokoh protagonis, memilik watak  teliti, ceroboh, boros, pemaaf, peduli, dan ramah. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-           “Setelah memastikan semua terkunci rapat” (hlm.10).
-           “Aku juga tidak berhenti untuk beristirahat di Fredonia, kota antara Wichita dan Pittsburg, seperti biasanya. Sampai-sampai, tanpa sadar mobilku bergerak terlalu ke kanan atau terlalu ke kiri dan tidak jarang klakson kendaraan lain tertuju kepadaku” (hlm.37)
-           “Mama benar, selalu benar. Mama bilang aku boros tidak memikirkan masa depan” (hlm.26).
-           “Saat itu aku memutuskan tidak mau menjadi pacarnya lagi. Aji meratap, mengikutiku pulang, dan berdiri di depan pintu apartemenku seharian penuh. Hatiku luluh dan memaafkannya” (hlm.33-34).
-           “Walau aku coba menghapuskan, ia tahu aku peduli padanya” (hlm.39)
-          “Aku tidak bisa menjelaskannya, tapi kamu tampak berbeda dari luar. Namun satu yang jelas, kamu tetap ramah” (hlm.62)

·         Jigme Tshering merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak penyayang, peduli, cuek, rela berkorban, pekerja keras, pengertian, perhatian, berpendirian teguh. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-           Sayang, I love you sooo much” (hlm.1).
-            “Take care, sayang” (hlm.2).
-           “Jigme tidak peduli penampilan” (hlm.13).
-           “Belum lagi dia rela mengikuti agamamu” (hlm.17).
-           “Terkadang aku merasa Jigme kerja terlalu keras tanpa bayaran yang berarti”(hlm.22)
-           “sudahlah? Aku berharap ia marah besar. Tapi Cuma sudahlah? Harusnya aku menjadi lega dengan sikapnya yang lunak dan penuh pengertian” (hlm.42)
-           “kenapa sih kamu June?”
“Jigme  aku tidak kenapa-kenapa,” jawabku.
“June, sayang kamu sakit?”
“aku tidak kenapa-kenapa,” kataku lagi.
“baiklah aku pulang. Nanti aku bawa makanan dari luar” (hlm.41)
-           “aku sebenernya tidak keberatan, tapi Jigme bersikeras bahwa kami harus mandiri” (hlm.52)
·         Aji Saka merupakan tokoh antagonis, yang memiliki watak perhatian, kasar, pencemburu, berkepribadian ganda. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-          “Ia memberiku banyak hadiah mahal, termasuk jam tangan Gucci yang aku idam-idamkan. Jadilah aku pacarnya” (hlm.28).
-          “Pernah suatu kali ketika bertikai, Aji mendorong tubuhku kuat-kuat” (hlm. 33)
-          “Aji juga mudah cemburu. Aku tidak bisa menyapa teman priaku jika ia berada di sisiku” (hlm.29)
-          “Aku tidak pernah cerita soal dia kepada Aji yang pencemburu” (hlm.68)
-          “Ada kalanya ia baik dan manis. Pada dasarnya mungkin Aji baik, entah mengapa ia selalu berubah begitu cepat” (hlm.35)
·         Joe merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak peduli dan perhatian Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-           “Joe datang, aku sudah tidak bisa berkata apa-apa, ia memelukku dan berusaha menggosok-gosokkan tangannya ke sekujur tubuhku” (hlm.33)
-           “Aku ingat Joe mengutuk Aji berkali-kali. Walaupun mereka berteman, Joe tidak pernah suka melihat kelakuan Aji kepadaku” (hlm.33)
·         Mr. Stone merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak: peduli. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-          “Saya ingin membantunya dulu June, saya penasihatnya, bukankah kamu peduli? Tolonglah June. Kamu pasti peduli pada temanmu bukan?” (hlm.36)
·         Papa June merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak  berpendirian teguh dan peduli. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-           “Tapi aku takut dan papa bersikeras menyuruh aku membersihkan utangku” (hlm.44)
-          “Papa khawatir jika aku lari dari utang, pemerintah Amerika terus mencariku, atau jika aku pulang, aku tidak dapat masuk ke negeri paman sam ini lagi” (hlm.44)
·         Saskia merupakan tokoh antagonis, yang memiliki watak sombong. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-          “belum sih…. Tapi aku memiliki banyak teman dari Eropa. Para musisi yang ku wawancarai juga banyak yang berasal dari Eropa dan aku sering menelepon mereka…” (hlm.54)
·         Ariel merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak perhatian. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-           “ June, kamu kenapa lemes banget?” Tanya Ariel melongok kearahku. (hlm. 58)
·          Didit merupakan tokoh protagonis, yang memiliki watak tidak dapat menerima kenyataan dan pendiam. Hal ini dapat dibuktikan melalui :
-           “Aku tidak bisa menerima perbedaan apapun.”(hlm.62)
-          “Didit memang pendiam, ia memang pintar dan kutu buku, tapi ia tidak kaku.” (hlm.66)
2.2.2        Alur/Plot
Rangkaian peristiwa yang dalam suatu cerita yang berhubungan atas dasar sebab dan akibat itu disebut alur (Syafi’ie,1995:10). Pada dasarnya suatu cerita disusun oleh peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh.
Tahap – tahapnya :
-          Pengenalan
Tahap pengenalan digambarkan oleh pengarang pada saat June tinggal di Singapura. June tinggal bersama suaminya yaitu Jigme.  Dengan kebiasaan June yang selalu melihat ke   arah luar jendela.
-          Pertikaian
Tahap pertikaian digambarkan saat June berpisah dengan Aji, masalah lain pun datang. Seperti Papa June difitnah sehingga berhenti bekerja dan memulai usaha barunya, orang tua June tidak mengirim uang lebih. June mulai kesulitan krisis ekonomi.
-          Perumitan
Tahap perumitan digambarkan ketika June berpikir bahwa nasib ia tidak sama seperti Ayano-san. Jika Ayano-san memiliki suami lalu melakukan hal yang terlarang karena ia benar menyukai lelaki lain sedangkan June berbuat  hal terlarang namun ia tidak ada perasaan lebih kepada Dean.
-          Klimaks
Tahap Klimaks digambarkan saat June merasa bersalah atas perbuatannya dan mengakui kesalahan bahwa ia telah berbuat hal yang terlarang dengan Dean, sahabatnya sendiri. 
-          Peleraian
Tahap peleraian ini digambarkan saat Jigme berlapang dada menerima apa yang telah dilakukan oleh istri dan sahabatnya. Baginya, suatu kejahatan tidak perlu dibalas dengan kejahatan pula tetapi, mereka yang melakukan kejahatan suatu saat akan menerima karma.
-          Penyelesaian
Tahap penyelesaian digambarkan ketika June memeluk Jigme dan menyesali apa yang telah ia lakukan. June menyadari dan berpikir Jigme adalah laki-laki yang baik, dan ia memutuskan untuk memperbaiki kehidupan rumah tangganya dengan Jigme.
2.2.3        Tema
Tema adalah pokok pikiran yang akan dikemukakan pengarang kepada pembaca (Syafi’ie,1996:222).
2.2.4        Latar
2.2.4.1 Tempat
Latar tempat adalah keterangan yang menunjukan tempat dimana kejadian itu terjadi dalam sebuah karya fiksi.
·         Pittsburg
Kutipan: “Aku sendiri waktu itu tinggal di Pittsburg sebuah kota di Kansas yang tidak tercantum di peta saking kecil.” (hlm.4)
·         Jakarta
Kutipan: “Aku bosan tinggal di kota metropolitan seperti Jakarta.” (hlm.4)
·         Singapura
Kutipan: “Belum lagi jika mereka tahu aku tinggal di apartemen HBD atau Housing Development Board, alias rumah susun yang dibangun pemerintah Singapura.” (hlm.9)
·            Amerika
Kutipan: Aku kenal Jigme saat sekolah di Amerika. (hlm.4)
·            New York
Kutipan: Setiap liburan kami mengunjungi kedua adiknya menempati rumah di New York. (hlm.28)
·               Wichita
Kutipan: Sementara itu, enam bulan di Wichita hidupku menjadi normal. (hlm.35)
·            Apartemen
Kutipan: “Di tambah lagi, apartemen ini sudah komplet …”(hlm.48)
·         International Voice
Kutipan: Dua minggu menunggu hari pertamaku untuk bekerja di International Voice. (hlm.52)
·         SMA Regina Pacis Bogor
Kutipan: Ia pacar saat di SMA Regina Pacis Bogor. (hlm.65)
2.2.4.2 Waktu
Latar waktu adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah atau kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
·         Pagi hari
Kutipan : “Selamat pagi Singapura! Teriakku sambil merentangkan kedua lengan dan mengulurkan  kepala keluar jendela.” (hlm.1)
·         Musim dingin
Kutipan : “Winter atau musim dingin berarti salju yang ibarat kapas-kapas putih yang berguguran dan juga suasana liburan dengan lampu dan kertas beraneka ragam disekeliling kota.” (hlm.24)
·         Malam hari
Kutipan : “Di suatu malam, aku meneleponnya. Ia tidak ada dirumah, jadi aku hanya meninggalkan pesan di teleponnya.” (hlm.35)
·         Musim gugur
Kutipan : “Selain Little Balkans Day di musim gugur juga ada Halloween.” (hlm.25)
·         Sewaktu SMA
Kutipan : “Dean dan Maryam berpacaran sewaktu SMA” (hlm.107)
·         Masa Reformasi
Kutipan : “Masa reformasi berarti adik Yati yang kerja di pabrik kena PHK?” (hlm.143)
2.2.4.3 Suasana
Latar suasana adalah keterangan yang mengarah pada suasana yang terjadi pada suatu peristiwa.
·         Romantis
Kutipan : “Sayang, I love you sooo very much, kata Jigme setiap pagi.” (hlm.1)
·         Mengerikan
Kutipan : “Memang sih, terkadang di malam hari kami mendengar suara teriakan, pernah juga suara piring dilempar. Atau suara kucing menjerit kesakitan.” (hlm.11)
·         Marah
Kutipan : “Aji yang sedang menyetir menengok kearahku dan mulai menaikkan alisnya, tanda marah” (hlm.30)
·         Sedih
Kutipan : “Aku sungguh ingat, air mataku yang terasa hangat membasahi wajahku yang nyaris beku.” (hlm.33)
·         Gembira
Kutipan : “Betapa bahagia hatiku ketika Miss Ann Ray berkata,”Selamat menjadi keluarga Internasional Voice.”(hlm.51)
·         Ketakutan
Kutipan : “Aku gemetar, kedua tangannya mengelus-elus tangan kananku. Berbeda dengan Jigme, sapuannya menggetarkan sekali. “Dean……”, Cuma itu yang kuucapkan dengan rasa takut. (hlm.104)

2.2.5 Sudut Pandang
Sudut pandang adalah dimana penulis menempatkan atau menghadirkan tokoh dalam suatu cerita. Novel ini menggunkaan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
            Kutipan: ”Biarpun Jigme juga sekolah di Amerika, tetapi orang tuanya tidak kaya. Bapaknya pekerja keras, sedangkan Ibunya tidak bekerja. Kini mertuaku sudah pensiun. Mama ingin jika aku menikah, suamiku bertanggung jawab terhadap kehidupan materiku. Ya, paling tidak keluarganya bisa membantu. Aku selalu memastikan mama bahwa aku tidak akan meminta uang lagi jika menikah. Walupun aku tahu mama, jika aku butuh ia akan tetap memberi.” (hlm.27)
2.      SIMPULAN
Novel Jendela-Jendela ini menceritakan kehidupan sepasang suami istri muda. Tokoh-tokoh dalam novel ini, rata-rata adalah tokoh protagonist. Novel ini bertemakan kehidupan dari berbagai macam sisi, karena penulis menceritakan kehidupan tokoh-tokohnya dengan sifat masing-masing yang berbeda. Novel ini memiliki latar tempat antara lain Amerika, Indonesia, dan Singapura. Dalam penulisan novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Terlihat dari pikiran tokoh utama dalam menjelaskan tokoh lainnya.
PUSTAKA ACUAN
Keraf,Gorys.1976.Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.End
Syafi’ie,Imam.1996.Terampil Berbahasa Indonesia 1. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Syafi’ie,Imam.1995.Terampil Berbahasa Indonesia 3. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sugono,Dendi.2003.Buku Praktis Bahasa Indonesia 1.Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional