Indonesia,
siapa yang tidak tahu Indonesia? Negeri indah nan permai. Negeri sejuta
keindahan dan kebudayaan. Negeri beribu pulau dengan segala kekayaan alamnya.
Indonesiaku tercinta, Indonesiaku pusaka. Dulu kau dipuja. Dulu kau dicinta.
Dulu kau pujaan para pecinta alam semesta.
Tapi
kemana Indonesia kita yang dulu? Indonesia yang terkenal dengan ramah-tamahnya
itu? Indonesia yang terkenal tertib, teratur dan membanggakan itu?
Dulu
Indonesia bersih. Dulu Indonesia indah. Dulu Indonesia makmur. Dulu Indonesia
sejahtera.
Tapi,
apa yang terjadi dengan Indonesia sekarang? Indonesia sekarang seperti lautan,
lautan sampah yang berserakan. Keindahan Indonesia nyaris tak terlihat kerena
maraknya penduduk di Indonesia. Kemakmuran rakyat Indonesia hilang di tangan
kalangan tak bertanggung jawab. Kesejahteraan rakyat Indonesia musnah termakan
api persaiangan.
Kemana
Indonesia yang dulu? Kami rindu Indonesia kami yang dulu. Indonesia yang tertib
tanpa kerusuhan. Indonesia yang nyaman dan damai dengan jumlah penduduk yang
merata. Indonesia tanpa kekerasan. Indonesia dengan keadilan tanpa korupsi.
Mengapa
semua itu terjadi? Mengapa Indonesia berubah sedemikian rupa? Megapa Indonesia
menjadi salah satu Negara yang paling banyak memiliki kekurangan di mata dunia?
Jawabannya
hanya satu, “Penduduk Indonesia yang semakin lama semakin melambung tinggi.”
Seiring
berjalannya waktu, dari tahun ke tahun penduduk di Indonesia makin bertambah.
Dari data sensus penduduk 3 tahun terakhir, pada tahun 1990, jumlah penduduk di
Indonesia berkisar 178.600.000 jiwa, pada tahun 2000 meningkat hingga
205.100.00 jiwa, dan pada tahun 2010 penduduk Indonesia telah mencapai
237.600.000 jiwa. Kenaikan yang cukup signifikan.
Masalah
kenaikan jumlah penduduk di Indonesia bukan masalah yang ringan dan mudah
diatasi. Kepadatan penduduk di Indonesia sudah temasuk masalah yang fatal,
karena banyak masalah-masalah baru yang timbul akibat kepadatan penduduk Indonesia
yang penyebarannya tidak rata ini. Masalah-masalah baru tersebut seperti
masalah kurangnya lahan pemukiman, banyaknya sampah yang berserakan
dimana-mana, kemiskinan, kemacetan, banjir, dan juga masalah pendidikan untuk
anak pada kalangan keluarga kurang mampu.
Masalah
pendidikan di Indonesia sangat berkaitan erat dengan masalah kependudukan di
Indonesia. Semakin banyaknya penduduk di Indonesia, semakin marak juga
persaingan para rakyat Indonesia untuk mencari pekerjaan. Semakin maraknya
persaingan, semakin banyak pula pengangguran di Indonesia. Semakin banyak
pengangguran di Indonesia, maka semakin tinggi tingkat kemiskinan di Indonesia.
Semakin tinggi tingkat kemiskinan di Indonesia, semain banyak pula anak-anak
yang tidak dapat menduduki bangku sekolah. Semakin banyak anak-anak yang tidak
mendapat pendidikan, semakin terpuruklah bangsa kita ini.
Ingin
jadi apa bangsa kita nanti? Ingin dibawa kemana bangsa kita kelak? Bagaimana
nasib anak cucu kita kelak? Mau makan apa anak cucu kita nanti? Siapa penerus
bangsa ini di masa depan? Siapa yang akan mengembalikan Indonesia kita yang
dulu? Siapa yang akan menjadi pahlawan kebangkitan nasional kita selanjutnya?
Jika sekarang keadaan Indonesia seperti ini. Jika sekarang banyak generasi
penerus bangsa yang tidak dapat mengecap bangku pendidikan karena kemiskinan.
Siapa pula yang bertanggung jawab atas semua kelalaian ini?
Sekali
lagi, jawabannya hanya satu, “Kita, kita yang harus bertanggung jawab atas
semua ini. Kita yang akan menjadi penerus bangsa ini. Kita yang akan
mengembalikan Indonesia menjadi seperti dulu. Kita yang akan menjadi pahlawan
kebangkitan nasional selanjutnya. Kita yang akan mengubah semuanya menjadi
lebih baik. Kita? Kita ini siapa? Kita bangsa Indonesia.”
Kita
bangsa Indonesia, kita satu. Boleh jadi masalah kependudukan saat ini adalah
masalah besar untuk bangsa kita. Boleh jadi masalah kependudukan saat ini
adalah masalah yang menghambat bangsa kita untuk maju. Boleh jadi maslaah
kependudukan di Indonesia saat ini menjadi ancaman serius untuk kelangsungan
hidup bangsa kita. Tapi kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh menyerah.
Jika
dilihat dari segi positif, dengan masalah kependudukan yang dialami Indonesia
saat ini bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Mengapa demikian? Kita memiliki
Sumber Daya Manusia yang lebih banyak daripada bangsa lain. Kita juga memiliki
sumber daya Alam yang tidak kalah banyaknya dengan Sumber Daya Manusia yang
kita miliki. Kita memiliki lahan yang luas untuk di manfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
Bagaimana
caranya?
Kita
sebagai satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, satu kesatuan. Kita tidak boleh
egois, kita tidak boleh memikirkan diri sendiri, kita harus berpikir kiritis,
berpikir maju untuk masa depan bangsa ini. Pemerintah harus mulai mengadakan
pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Untuk apa? Untuk re-transmigrasi.
Mengapa harus dilakukan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia sebelum
melakukan re-transmigrasi? Agar masyarakat Indonesia bersedia di
re-transmigrasi ke daerah apa saja, karena pembangunan yang sudah jelas dan
nasib merekapun sudah jelas. Dengan demikian, tiada lagi masalah kepadatan
penduduk. Tiada lagi masalah persaingan yang ketat. Angka kemiskinan akan
berkurang. Pendidikan di Indonesia pun akan berkembang pesat. Sumber Daya
Manusia Indonesia menjadi berkualitas. Indonesia pun akan menjadi bangsa yang
tidak akan mudah diremehkan oleh dunia, Indonesia pun akan menjadi salah satu
Negara yang di segani dunia.
Mulailah
berubah. Mulailah dari diri kita. Mulailah dari sekarang. Sebelum semuanya
terlambat, selagi masih bisa diubah. Bangkitlah Indonesiaku! Bangkitlah
negeriku! Mari rebut kejayaan Indonesia dahulu! Mari kita rebut kemerdekaan
kita lagi! Indonesia bisa! Indonesia jaya! (/ratih)